Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Tinggi di Pulau Buru Dipicu Siklon Tropis Kammuri di Filipina

Kompas.com - 03/12/2019, 05:29 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Khairina

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com- Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyebut gelombang tinggi yang merusak puluhan rumah warga di Kabupaten Buru, Maluku  terjadi karena dipicu oleh siklon tropis Kammuri yang terjadi di Filipina.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon Oral Semwiral mengatakan, siklon tropis Kammuri yang terjadi di Filipina menyebabkan terjadi perubahan pada pola angin berhembus yang sangat kencang menuju pesisir hingga ke Pulau Buru.

“Jadi gelombang tinggi yang terjadi di Pulau Buru itu dipengaruhi oleh siklon tropis Kammuri yang terjadi di Filipina,” kata Oral kepada Kompas.com, Senin (2/12/2019) malam.

Baca juga: 61 Rumah di Pulau Buru Maluku Rusak Diterjang Gelombang Pasang

Menurut Oral, siklon tropis atau badai besar yang terjadi biasanya akan menyebabkan angin berhembus kencang dan memaksa permukaan air laut menjadi bergejolak hingga terjadi banir dan juga air pasang dan gelombang tinggi.

Oral mengatakan fenomena gelombang tinggi yang terjadi di Pulau Buru bukanlah tsunami seperti yang beredar di masyarakat saat ini. Menurutnya, fenomena alam di Pulau Buru itu merupakan fenomena storm surge atau kenaikan muka air laut yang terjadi karena ada siklon tropis atau badai besar atau sering pula disebut topan.

“Itu bukan tsunami, itu namanya storm surge, atau kenaikan muka air laut karena dipengaruhi badai atau siklon tropis di Filipoina itu,” katanya.

Baca juga: Gelombang Laut Tinggi Terjang Rumah Penduduk Pulau Buru Maluku, Ratusan Warga Mengungsi

Oral menambahkan fenomena storm surge sangat berbahaya bagi masyarakat khususnya yang mendiami daerah pesisir pantai, karena itu ia mengimbau warga agar tetap selalu waspada.

“Itu berbahaya sekali bagi warga yang tinggal di pesisir pantai,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, saat ini ada ratusan warga di Desa Wamlana dan Desa Bara yang telah mengungsi dari rumah-rumah mereka karena terjangan gelombang tinggi yang terjadi di desa mereka.

Gelombang tinggi yang menerjang dua desa tersebut menyebabkan sebanyak 61 rumah warga di dua desa tersebut mengalami kerusakan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com