Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilempari Campuran Semen oleh Paman Sendiri, Remaja 14 Tahun di Makassar Tewas

Kompas.com - 01/12/2019, 19:23 WIB
Himawan,
Jessi Carina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang remaja berinisial Fi (14) tewas diduga usai dianiaya pamannya sendiri berinisial AR (51) di lokasi kerjanya, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sabtu (30/11/2019).

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko mengatakan Fi tewas diduga karena dilempari campuran semen saat dia dan AR sama-sama bekerja di proyek perumahan.

Kini polisi sedang mendalami kasus penganiayaan ini dengan memeriksa beberapa saksi yang menolong korban saat tak sadarkan diri.

"Kita sudah kantongi ciri-ciri pelaku setelah mengambil keterangan sejumlah saksi. Dugaan sementara bahwa pelakunya adalah paman korban sendiri. Itu juga dikuatkan dengan pengakuan pihak keluarga korban," ujar Indratmoko, Minggu (1/12/2019).

Indratmoko menyebut bahwa AR sudah melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor milik rekannya usai melempari bongkahan semen ke keponakannya.

Baca juga: Tak Terima Ibu Dihina, Satpam Aniaya Kakak Ipar dan Keponakan

Ia menuturkan bahwa pihaknya masih mencari tahu motif penganiayaan itu sambil mengejar paman korban. Indratmoko mengatakan bahwa dari pemeriksaan saksi, AR menganiaya Fi karena Fi menolak mengaduk bahan campuran bangunan yang dikerjakannya.

Fi pun mengalami luka di bagian belakang telinga kirinya.

"Setelah terjatuh (korban) sempat minta tolong terus pingsan, beberapa rekannya ikut membantu lalu membawanya ke rumah sakit, tapi nyawanya sudah tidak tertolong" ucap Indratmoko.

Indratmoko mengatakan bahwa saat ini korban sudah dikebumikan di Kabupaten Maros. Ia menyebut bahwa keluarganya menolak jenazah Fi untuk diotopsi.

Namun ia memastikan polisi masih mengejar paman Fi. 

"Pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi. Penyebab meninggalnya korban, untuk sementara diperkirakan bahwa korban mengalami luka bengkak pada belakang telinga kanan akibat benda tumpul," tutup Indratmoko. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com