Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor Minta Segel Pintu Ruang Rektorat UNCP Dibuka, Mahasiswa Menolak

Kompas.com - 30/11/2019, 14:36 WIB
Amran Amir,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com – Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) yang meminta kejelasan alokasi dana Sistem Pembiayaan Tunggal (SPT) di gedung rektorat masih berlangsung, Sabtu (30/11/2019). Bahkan, pengunjuk rasa menyegel gedung rektorat.

Mahasiswa rela bermalam untuk menjaga pintu gedung rektorat agar tetap tersegel.

Akibat penyegelan itu, sejumlah staf tidak bisa masuk untuk bekerja. Mereka hanya bisa duduk di luar.

Salah satu mahasiswa, Roni Sianturi, mengatakan, aksi ini akan mereka lakukan sampai pihak kampus atau rektor memberikan bersikap transparan dalam penggunaan anggaran SPT.

“Kami meminta transparansi anggaran karena dari sistem SPT ini tidak ada transparansi,” kata Roni sata ditemui di depan Rektorat UNCP, Sabtu (30/11/2019).

Baca juga: Tuntut Kejelasan Dana SPT, Mahasiswa UNCP Segel Ruang Rektorat

Beberapa jam kemudian, Rektor UNCP Prof Hanafie Mahtika mendatangi gedung rektorat dan menemui mahasiswa. Rektor meminat agar pintu yang disegel segera dibuka demi kelancaran administrasi.

“Supaya aktivitas berjalan seperti biasa, mohon pintunya yang disegel segera dibuka dan kita lanjutkan aktivitas. Kalau ada hal-hal yang ingin ditanyakan kita dialoglah secara baik, jangan seperti ini, mengenai apa yang akan ditanyakan secara teknis saya serahkan ke staf atau pembantu rektor,” ucap Hanafie.

Setelah rektor pergi, mahasiswa tetap bersikeras menyegel pintu masuk gedung rektorat karena mereka tak puas atas jawaban rektor.

Aksi ini unjuk rasa masih berlanjut dan pintu rektorat tetap disegel

Sebelumnya diberitakan Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP), Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Jumat (29/11/2019) siang, berunjuk rasa di gedung Rektorat UNCP.

Dalam aksinya, mahasiswa membakar ban bekas dan menuntut pihak kampus transparan dalam pengelolaan dana Sistem Pembiayaan Tunggal (SPT) yang dibayar bervariasi sesuai gelombang masuk.

Menurut salah satu mahasiswa, Roni Sianturi, sejak diterapkannya sistem SPT, alokasi anggaran tidak jelas.

Hal ini tidak seperti Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang sebelumnya diterapkan di UNCP.

Baca juga: Bentrok Antar Mahasiswa HKBP Nommensen, 3 Orang Jadi Tersangka

“SPT ini sejak diterapkan, mahasiswa membayar sekaligus tanpa ada transparansi dari birokrasi atau rektor,” kata Roni, di depan Rektorat UNCP, Jumat.

Sistem Pembiayaan Tunggal (SPT), kata Roni, dibayar berdasarkan gelombang masuk. Uang Rp 1.750.000 hingga Rp 2.150.000 untuk fakultas non teknik, dan Rp 2.250.000 hingga Rp 2.650.000 per semester untuk fakultas teknik. Namun, pengelolaan dananya dinilai mahasiswa tidak transparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com