Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Anggota DPR Jangan Hanya Bekerja Politis, tetapi Ada Aksi Nyata

Kompas.com - 29/11/2019, 15:17 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi ingin ada aksi nyata untuk membantu pemerintah.

Ia akan memelopori lembaga legislatif agar tak sekadar duduk di belakang meja dengan hanya menjalankan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.

“Sebenarnya DPR tak perlu bekerja taktis dan teknis seperti ini, tapi kalau hanya bekerja yang sifatnya politis saja kan kurang karya. Maka saya akan memelopori itu,” ujar Dedi melalui telepon, Jumat (29/11/2019).

Politisi Golkar ini mengaku akan memulai aksi nyata di daerah pemilihannya, yakni Purwakarta, Karawang dan Bekasi.

Kini ia sudah memulai rencana aksi yang berhubungan dengan komisi IV, yakni pertanian, pangan, maritim dan kehutanan.

Baca juga: Eselon III dan IV Diganti Robot, Dedi Mulyadi: Itu Bentuk Sindiran Pak Jokowi ke PNS

Di Purwakarta, misalnya, Dedi memulai dengan mendorong dan turun langsung untuk perencanaan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal. Nantinya ada 2 jenis IPAL komunal yang akan dibuat.

“Pertama itu Sungai Cilamaya dan Ciherang untuk penanganan industri, kedua Sungai Cimunjul untuk industri rumah tangga. Sekarang sudah perencanaan, site plan dan feasibility study,” katanya.

Sementara untuk wilayah Karawang, Dedi akan fokus pada penataan laut dan pantai. Sebab salah satu ancaman terbesar di Karawang adalah kerusakan lingkungan dan abrasi, seperti di Pantai Cemarajaya.

“Saya ingin memelopori pembangunan kampung nelayan. Kemudian saya akan dorong pendidikan karakter bagi sekolah yang dekat dengan pantai agar sejak kecil mereka mengenal lingkungan dan bisa menjaganya di kemudian hari,” tambahnya.

Mantan Bupati Purwakarta itu juga mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk melakukan penegakan hukum. Jika perlu, kata Dedi, penegakan tersebut dikerjasamakan dengan instansi Polri dan TNI sebagai efek jera.

“Semua harus dibuat disiplin. Masyarakat kita harus ada unsur takutnya dulu, baru sampai tingkat kesadaran. Masyarakat modern itu taat pada undang-undang, sementara masyarakat tradisional taat pada adat. Nah, sekarang ini adat sudah ditinggalkan dan undang-undang tidak ditaati,” ucapnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Bali Tetap Menjadi Bali, Tak Berubah Jadi Jakarta

Terakhir untuk kawasan Bekasi, Dedi akan memulai penataan di Muara Gembong agar untuk meningkatkan hasil tangkapan udang sebagai komoditas utama.

Selain itu, ia pun akan mengintegrasikan lahan pertanian yang saat ini sudah mulai terganggu dengan masifnya pembangunan perumahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com