Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Kirim 110 Anak Muda ke Desa Tertinggal di Jabar

Kompas.com - 28/11/2019, 13:13 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (JabarRidwan Kamil secara resmi melepas 110 anak muda dalam program Patriot Desa.

Mereka nantinya akan dikirim selama setahun ke desa-desa tertinggal di Jawa Barat. Ridwan mengatakan, mereka diberi misi untuk mesejahterakan desa dengan menggali potensi bisnis di pedesaan.

"Kami melepas 110 pemuda Jabar yang akan tinggal dan hidup di desa. Misinya cuma satu membawa perubahan yang diukur dengan hadirnya instrumen ekonomi untuk menyejahterakan warga desa," kata Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (28/11/2019).

Emil menuturkan, para pemuda itu merupakan orang terpilih dari 3000 orang pendaftar. Ia menyebut, pemuda terpilih sebelumnya telah ditempa selama 45 hari sebagai bekal untuk membangun kehidupan ekonomi baru di pedesaan.

Baca juga: Tahun Depan, Jawa Timur Ditargetkan Bebas Desa Tertinggal

"Mereka adalah orang-orang yang punya skil teknis, pintar, paham digital, ngerti ekonomi, punya semangat kejuangan. Dilatih 45 hari oleh Dinas Desa kemudian punya skill memberdayakan masyarakat dan terakhir punya kompetensi keikhlasan. Karena mereka akan ditempatkan di desa-desa yang terbelakang, di perbatasan, dari yang tidak mungkin menjadi mungkin," tuturnya.

Ia menambahkan, Patriot Desa merupakan bagian dari program Satu Desa Satu Perusahaan dengan tujuan utama untuk menekan angka urbanisasi.

"Iya, tidak ada lagi desa di masa depan anak mudanya pindah ke kota. Justru mereka berteman dengan anak desa sehingga anak desanya berinteraksi dengan anak pintar ini, menjadi mentornya, hingga suatu hari mereka tak lagi di situ karena anak desanya sudah paham dalam membuat gagasan," paparnya.

Selama mereka bertugas, Emil akan memberi dukungan dari berbagai sektor agar tiap program yang mereka bawa bisa dirasakan masyarakat. Anak muda itu juga bakal mendapat pendampingam dari para mentor.

Baca juga: Pemerintah Klaim Telah Entaskan 6.000 Desa Tertinggal

"Kami akan mendukung kalau misalkan Pak butuh traktor, butuh instrumen melahirkan gagasan, kita akan dukung lahir batin. Ujungnya adalah desa di Jabar maju dan inilah contoh lahirnya anak muda yang patriot, yang lain masih aman di kota dengan zona nyamannya, mereka berkeringat mencari gagasan membawa perubahan. Karena pada dasarnya status mereka itu jadi pemimpin membawa perubahan dengan laboratoriumnya desa," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Dedi Sopandi menjelaskan, para patriot desa akan disebar ke 50 desa tertinggal yang belum memiliki Badan Usaha Mili Desa yng tersebar di 10 kabupaten di Jabar.

"Sehingga mereka ini seperti pasukan khusus. Turunkan di desa yang sulit berkembang dan maju. Mereka bertugas menggali potensi sehingga membentuk BUMDes," kata Dedi pada acara Jabar Punya Informasi.

Ia menambahkan, para pemuda itu akan mendapat honorarium di atas upah minimum regional.

"Honornya mengacu standar Pergub. Standar tidak kurang dari UMR ya sekitar Rp 3-5 juta per bulan," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com