Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Tebusan Rp 8 Miliar, Abu Sayyaf Sandera 3 Nelayan Baubau Wakatobi, Wakil Wali Kota: Lakukan Diplomasi

Kompas.com - 27/11/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - 24 September 2019, tiga nelayan asal Baubau dan Wakatobi disandera kelompok yang diduga Abu Sayyaf di Perairan Tambisan di negara bagian Sabah Malasia.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 21 November 2019, tiga nelayan tersebut adalah Maharudin Lunani (48), anaknya Muhammad Farhan (27), dan kru kapal Samiun Maneu (27).

Melalui rekaman video yang dirilis di Facebook pada Sabtu pekan lalu, kelompok yang diduga Abu Sayyaf tersebut meminta uang tebusan senilai Rp 8 miliar untuk membebaskan tiga nelayan tersebut.

Baca juga: Sandera 3 Nelayan Indonesia, Kelompok Abu Sayyaf Minta Tebusan Rp 8 Miliar

Dengan menggunakan Bahasa Indonesia, Samiun dalam video tersebut meminta agar perusahaan atau pemerintah membebaskan mereka.

"Kami meminta kepada Presiden Indonesia untuk membebaskan kami. Mereka (Abu Sayyaf) meminta tebusan 30 juta peso (Rp 8 miliar)," ucap Samiun dalam video tersebut.

Dalam video berdurasi 44 detik ersebut terlihat tangan Samiun dan dua rekannya diikat.

Mereka bertiga bekerja di Malayasia sebagai nelayan di salah satu kapal ikan Sandakan yang terdaftar di Malaysia.

Penyanderaan tiga nelayan asal Baubau dan Wakotabi dibenarkan oleh Kementerian Luar Negeri.

Baca juga: Kemenlu Pastikan 3 Korban dalam Video Penyanderaan Abu Sayyaf WNI

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 22 November 2019, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha membenarkan bahwa 3 WNI disandera kelompok Abu Sayyaf.

Saat ini Judha mengatakan pemerintah Indonesia sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk membebaskan tiga nelayan.

"Pemerintah RI terus berkoordinasi dengan otoritas Malaysia dan Filipina untuk upaya pembebasan para sandera WNI tersebut," tuturnya.

Wakil Walikota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, memperlihat dua orang warganya menjadi korban penculikan kelompok Abu SayyafDEFRIATNO NEKE Wakil Walikota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, memperlihat dua orang warganya menjadi korban penculikan kelompok Abu Sayyaf

Sementara itu Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse meminta agar penculikan tiga nelayan dari Baubau dan Wakatobi oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina, menjadi perhatian serius pemerintah pusat, khususnya Kementerian Luar Negeri.

Menurutnya diplomasi harus dilakukan pemerintah pusat karena sudah melibatkan tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

“Saya kira ini sudah menjadi gawean pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Luar Negeri. Saya mengimbau kepada warga Baubau dan warga Wakatobi, mari kita berdoa untuk keselamatan mereka, tidak mengalami kekerasan dan tetap dilindungi jiwanya,” ucap dia.

Baca juga: 3 Nelayan Disandera Abu Sayyaf, Wali Kota Baubau Minta Pemerintah Pusat Lakukan Diplomasi

 

April 2019, 1 nelayan Baubau tewas saat disandera 

Keluarga korban sandera abu sayyaf, Hariadin, yang berada di Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, sangat berduka setelah mendapatkan kabar, Hariadin, tewas tenggelam saat dibebaskan oleh tentara Filipina, Jumat (5/4/2019) kemarin. KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Keluarga korban sandera abu sayyaf, Hariadin, yang berada di Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, sangat berduka setelah mendapatkan kabar, Hariadin, tewas tenggelam saat dibebaskan oleh tentara Filipina, Jumat (5/4/2019) kemarin.
Pada Jumat (5/4/2019), Hariadin warga Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara tewas tenggelam saat proses pembebasan sandera oleh tentara Filipina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com