Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuota Pupuk Bersubsidi Habis Saat Musim Tanam, Petani di Sumbar Merugi

Kompas.com - 26/11/2019, 11:50 WIB
Perdana Putra,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Kuota pupuk bersubsidi di Sumatera Barat (Sumbar) yang sudah habis sampai akhir November menyebabkan petani merugi.

Terlebih memasuki musim tanam sekarang ini, ketiadaan pupuk membuat petani menurunkan hasil produksi bahkan terancam gagal panen.

Menanggapi hal tersebut, anggota DPR asal Sumatera Barat, Andre Rosiade bertindak. 

Politisi asal Partai Gerindra itu, mengaku telah mengirim surat pada 26 November 2019 ke Presiden RI Joko Widodo yang ditembuskan ke Menteri Pertanian, Gubernur Sumbar dan PT Pupuk Indonesia.

Andre mengatakan alasan melakukan itu karena mendapat banyak keluhan dari petani.

"Janji saya untuk mengirim surat resmi ke Presiden Jokowi saya jalankan hari ini," kata Andre yang dihubungi Kompas.com, Selasa (26/11/2019).

Baca juga: Memasuki Musim Tanam, Kuota Pupuk Bersubsidi di Sumatera Barat Habis

Dia menjelaskan surat yang dilayangkan ke Presiden RI itu berisi terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi di Sumbar, karena adanya pengurangan kuota melalui realokasi yang terjadi sampai dua kali.

"Untuk itu kita minta Bapak Jokowi melalui Pak Syahrul Yasin Limpo mengembalikan kuota pupuk bersubsidi di Sumbar seperti di awal 2019," jelas Andre.

Diberitakan sebelumnya, kuota pupuk bersubsidi di Sumbar hampir habis tinggal 1,43 persen atau 728 ton dari total 51.000 ton hingga 22 November 2019.

Diperkirakan hingga akhir November ini, kuota habis sehingga kondisi tersebut mengancam petani Sumbar karena saat ini sedang masuki musim tanam.

General Manager Pupuk Iskandar Muda, M Yusra saat kunjungan Komisi VI DPR RI, Sabtu (23/11/2019) malam, mengatakan kuota pupuk bersubsidi di Sumbar dua kali mengalami realokasi penurunan.

Baca juga: Mahasiswa Lanjutkan Demo di Aceh, Desak Transparansi Pupuk Bersubsidi

Awalnya, kata Yusra, Sumbar mendapat alokasi 56.000 ton untuk tahun 2019. Namun, pada 13 Mei mengalami relokasi penurunan menjadi 55.000 ton.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com