Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adam, Siswa SD yang Ciptakan Metode Perhitungan Cepat Bernama Fishmat

Kompas.com - 25/11/2019, 18:19 WIB
Hamzah Arfah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Matematika mungkin menjadi salah satu pelajaran yang sulit bagi sebagian siswa, khususnya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Namun, bagi Muhammad Adam Fahri Arsal (11), siswa kelas VI SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, Jawa Timur, pelajaran tersebut sangat menarik.

Adam mencoba membuat pelajaran itu semakin menyenangkan, menarik, dan mudah dipahami dengan metode yang dia namakan fishmat.

Metode fishmat merupakan penjumlahan deretan angka dengan model dibuat mirip gambar ikan.

Dengan catatan, anak tersebut minimal paham tentang penambahan, perkalian, serta pembagian.

"Untuk deret angka ini biasanya sering saya temukan saat ikut olimpiade matematika. Karena saya rasa sulit, makanya banyak soal yang kemudian saya lompati dan tidak saya isi," ujar Adam, saat ditemui di sekolahnya, Senin (25/11/2019).

Baca juga: Pengangguran di Banten Tertinggi di Indonesia, Metode Survei BPS Dipertanyakan

Kondisi tersebut lantas mengilhami Adam menciptakan metode fishmat. Ditambah, Adam mulai gemar membaca buku pendidikan berjudul "why".

Buku ini menceritakan tentang model pengalaman belajar secara kartun. Adam sudah mulai gemar membaca komik edukasi ini sejak duduk di bangku kelas IV SD.

"Kalau mulai gemar membaca buku why itu sejak saya kelas empat. Tapi kemarin (belum lama ini) saya sempat baca why, itu ada anak kecil umur enam tahun bisa menghitung angka yang terpola dengan sangat cepat," ujar dia.

"Membaca itu saya jadi terinspirasi untuk membuat fishmat ini, yang membuat saya kini jadi lebih mudah dalam menyelesaikan soal perhitungan, lebih-lebih saat mengikuti olimpiade. Asalkan, deret itu memiliki kelipatan yang sama," ucap dia.

Muhammad Adam Fahri Arsal (kanan) saat menunjukkan metode penghitungan fishmat yang diciptakan.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Muhammad Adam Fahri Arsal (kanan) saat menunjukkan metode penghitungan fishmat yang diciptakan.
Adam mengatakan, kelemahan metode fishmat yang diciptakan adalah, ketika deret angka memiliki bilangan atau kelipatan tidak sama.

Sebab, hal itu tidak dapat dihitung menggunakan metode ini dan kembali harus menggunakan jalur manual.

Almira Shaliz Reta Nailah (11), teman Adam yang juga duduk di bangku kelas VI SD, merasa cukup terbantu dengan metode fishmat yang diciptakan oleh Adam.

Ini karena metode itu mudah dipahami dan tidak membingungkan.

"Tapi syaratnya, deret angka jumlahnya harus sama, kalau tidak sama ya tidak bisa," tutur Almira.

Kepala SD Muhammadiyah Manyar, Ahmad Faizun menambahkan, pihaknya memang mendukung jika ada siswa yang menonjol di antara siswa yang lainnya.

Salah satunya, dengan cara memberikan kelas khusus di luar jam sekolah.

"Untuk siswa-siswa yang menonjol seperti Adam, butuh pembinaan secara khusus di luar jam sekolah. Meski tentunya hal ini membutuhkan persetujuan orangtua. Jadi kalau sudah ada bakat ini kami berikan pendampingan sesuai bakat, karena hal semacam ini saya kira tidak semua anak bisa," kata Faizun.

Baca juga: Viral Sepekan, Kisah Abah Pakai Toga hingga Hoaks Ledakan di Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com