MADIUN, KOMPAS.com — Sebelum penyakit glaukoma menyerang kedua matanya, Martono merupakan sosok kakek yang tangguh.
Dengan mengayuh sepeda bututnya, berkeliling ruas jalan protokol di Kota Madiun, Jawa Timur, untuk menjajakan makanan ringan.
Namun, semenjak mengidap glaukoma pada kedua matanya, Martono hanya mangkal di depan minimarket di Jalan Cokroaminoto, mulai habis isya hingga tengah malam.
Bahkan untuk berjualan, dia ditemani sang istri, Sriyati. Sriyati menemani suaminya itu menuntun sepeda dari rumahnya di Jalan Sawo Barat, Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman hingga ke tempat mangkal berjualan.
“Istri saya yang menuntun sepedanya membawa kotak berisi makanan ringan dari rumah ke tempat jualan. Sementara saya mengikutinya dari belakang,” kata Martono kepada Kompas.com, Rabu (20/11/2019) malam.
Baca juga: Cerita Kakek Handoyo Pernah Antar Kiriman Pos dengan Jalan Kaki Puluhan Kilometer
Kotak kayu berukuran 1 meter x 60 cm milik Martono, yang berisi aneka makanan ringan mulai dari marning, opak, keripik tempe, kerupuk, emping, dibanderol seharga Rp Rp 1.000 hingga Rp 15.000.
Warga yang datang membeli banyak tidak menawar karena merasa kasihan dengan kondisi Martono bersama istrinya.
Bila sepi pembeli, Martono bersama istrinya hanya mendapatkan keuntungan Rp 5.000. Tapi bila ramai pembeli Martono bisa meraup untung Rp 20.000.
Meski hanya mendapatkan untung pas-pasan, tak menyurutkan pasutri ini berjualan.
Baca juga: 2 Tahun Menderita Penyakit Aneh di Mulut, Yusuf Akhirnya Dirujuk ke RS Bali
Bagi dia, selain mencari rejeki, berjualan makanan ringan dapat mengurangi rasa sakit pada kedua matanya.
“Kalau saya di rumah merasakan sakit mata saya. Kalau di sini bertemu teman dan guru maka senang menjadi obatnya,” ungkap Martono.
Sriyati, istri Martono mengaku sejak suaminya terserang glaukoma, tak membolehkan berjualan keliling Kota Madiun.