Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kajari Parepare: di Atas Lubang Pemusnahan Detonator Kerap Ditempati untuk Pembakaran Sampah

Kompas.com - 20/11/2019, 20:54 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Pasca-ledakan yang terjadi di halaman belakang Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Selasa (19/11/2019) sore, dipastikan dari detonator yang dikubur.

Akibat ledakan yang terjadi pada Selasa kemarin, satu bangunan kantor dan dua rumah warga mengalami kerusakan.

Kajari Kota Parepare, Amir Syarifuddin mengatakan, di atas timbunan lubang detonator yang dikubur dengan cara dicor kemudian ditanam dalam tanah, kerap ditempati pembakaran sampah.

“Saya lihat ada beberapa kali pegawai atau keluarga pegawai kejaksaan yang melakukan pembakaran sampah di atas lubang pemusnahan detonator. Kemungkinan mereka tidak tahu jika detonator terkubur di halaman belakang kantor kejaksaan, karena pegawai kerap pindah-pindah tugas," ujarnya Rabu (20/11/2019).

Baca juga: Fakta Lengkap Ledakan di Kejari Parepare, Diduga dari 490 Detonator yang Ditanam hingga Polisi Marah

Sementara itu, Kapolres Parepare AKBP Budi Susanto mengatakan, penyebab ledakan yang terjadi di kantor Kejari Parepare dipastikan dari lubang pemusnahan detonator.

“Dari hasil penyiran tim Penjinak Bom Brimob Polda Sulsel, dengan pakaian lengkap. Serta hasil penyelidikan tim Labfor Polda Sulsel. Sudah dipastikan penyebab ledakan dari lubang pemusnahan barang bukti detonator sebanyak 490 butir yang ditanam September 2019 silam," katanya.

Untuk penyelidikan sementara dihentikan, tim Gegana penjinak bom sudah melakukan seterilisai tempat kejadian perkara.

Baca juga: Ledakan di Kejari Parepare Terdengar hingga 1 Kilometer

Walau dihentikan, sambungnya, sejumlah personel Sabhara Polres Parepare dan Brimob Den B Polda Sulsel masih terus menjaga kantor Kejari Kota Parepare.

“Sterilisasi tempat kejadian perkara sudah dipastikan aman. Kemungkinan pemusnahan barang bukti 490 butir detonator September lalu, dilakukan dengan cara tidak tepat. Pada saat ditambah pada saat kejadian cuaca sangat panas," ujarnya.

 

(Penulis: Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com