Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapan Pemprov Jabar Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Kompas.com - 19/11/2019, 17:10 WIB
Dendi Ramdhani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Bencana hidrometeorologi mengancam Provinsi Jawa Barat jelang puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi antara bulan Desember 2019 hingga Februari 2020.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar mencatat ada 3.000 titik rawan bencana yang tersebar di 27 kabupaten dan kota Jawa Barat.

Kepala BPBD Jabar Supriyatno telah bersiap diri dan berkoordinasi dengan unsur TNI, Polri, Basarnas, relawan bencana serta BPBD di daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan mengingat sejumlah bencana mulai terjadi di beberapa daerah.

Baca juga: 1.080 Pelajar Se-Jabar Diberikan Pemahaman Bahaya Radikalisme

"Sampai akhir Oktober, kami mencatat ada 1486 kejadian bencana. Yang terbanyak adalah angin puting beliung, pergerakan tanah, kebakaran rumah, hutan dan lahan serta banjir," ujar Supriyanto, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (19/11/2019).

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Logistik Usep Supdana mengatakan, BPBD Jabar juga sudah menyiagakan alat berat, mobil dapur hingga vertical rescue. Sistem piket 24 jam bagi petugas pun telah diterapkan.

Selain itu, BPBD Jabar menyiapkan dana sekitar Rp 1,4 miliar yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan logisitik seperti makanan siap saji.

"Dan bantuan dari BNPB Rp 4,9 miliar ini langsung didistribusikan ke 27 kabupaten kota," ucap Usep.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandung Yan Firdaus mengingatkan juga perihal ancaman bencana angin puting beliung saat musim hujan.

Saat musim hujan, kata Yan, angin kencang disebabkan pertumbuhan awan kumulonimbus konfektif yang cukup tebal membawa uap air. Ketika hujan atau sebelum hujan awan akan menghasilkan angin down burst.

Baca juga: Angin Puting Beliung Landa Dusun Payungsari, Ciamis, 70 Rumah Rusak

"Potensinya bertambah, karena saat ini pertumbuhan awan semakin banyak jadi semakin tinggi pula potensi angin kencang," ujar dia.

Yan mengatakan, saat ini pergerakan hujan di Jawa Barat cenderung belum merata.

Meski demikian, Yan mengingatkan pemerintah harus mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana seperti longsor dan banjir.

"Tentu saja kami sudah memberikan warning bencana hidrometeorologi. Pertama banjir, longsor, angin kencang, kombinasi banjir dan longsor," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com