Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kondisi 5 Ekor Penyu Sisik yang Mati di Dekat Lokasi Limbah PLTU Bengkulu

Kompas.com - 19/11/2019, 12:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 5 penyu sisik atau Eretmochelys imbricata ditemukan mati di sekitar lokasi pembuangan limbah PLTU Teluk Sepang, Bengkulu.

Menurut salah satu nelayan setempat, Adrianto, penyu-penyu tersebut ditemukan terdampar di pesisir pantai dalam dua pekan terakhir.

"Selama 2 Minggu ini sudah melihat 5 ekor penyu yang terdampar di sekitaran pantai dekat PLTU batu bara, tidak diketahui apa penyebab kematian penyu-penyu yang dilindungi tersebut," kata Adrianto.

Sementara itu, salah satu penyu yang terakhir kali ditemukan nelayan memiliki ukuran panjang 75 centimeter dan lebar 45 centimeter.

Baca juga: 5 Ekor Penyu Ditemukan Mati di Dekat Pembuangan Limbah PLTU Bengkulu

"Hari ini ditemukan kembali penyu mati di Pantai Teluk Sepang dengan ukuran 75 cm dan lebar 45 cm oleh petani yang melintas di pantai teluk sepang, pada pukul 16.12 WIB. Penyebab kematian belum diketahui, di perkirakan penyu ini mati sejak malam tadi karena beberapa organ tubuh sudah mengelupas akibat ombak," kata Ali Akbar, Ketua Yayasan Kanopi Hijau Indonesia.

Sementara itu, menurut Akbar, kematian penyu-penyu itu bersamaan dengan proses uji coba PLTU batu bara. Namun demikian, penyebab pasti kematian penyu di pesisir Teluk Sepang masih belum diketahui.

"Pada saat uji coba tersebut, dibuang air pencucian boiler dengan bau yang menyengat langsung ke laut. Kami yang melakukan pengecekan pembuangan itu merasa pusing dan mual akibat tidak kuat mencium bau menyengat tersebut. Jika dilihat dari tren and change-nya, ada kemungkinan kematian ini disebabkan oleh pembuangan limbah PLTU yang berbau sangat menyengat tersebut," pungkas Ali Akbar.

Catatan Yayasan Kanopi Hijau Indonesia

Berdasar catatan Yayasan Kanopi Hujai, pada 10 November 2019 sekitar pukul 12.30 WIB, ada laporan dari warga yang menemukan banyak ikan dan 2 ekor penyu mati di sekitar area pembuangan limbah air bahang PLTU batu bara Teluk Sepang.

Jenis ikan yang mati itu terdiri dari berbagai jenis, mulai dari lida-lida, sarden, dan belanak.

Ikan mati tersebut ditemukan sekitar 30 meter dari saluran pembuangan limbah air bahang PLTU, Teluk Sepang.

Lalu, dua ekor penyu yang mati, salah satunya memiliki ciri-ciri berwarna hitam belang-belang putih berdiameter sekitar 50 cm ditemukan 100 meter dari saluran pembuangan limbah air bahang ke arah pantai Teluk Sepang.

Penyu sisik (Eretmochelys imbricate). Penyu sisik (Eretmochelys imbricate).

Satu ekor penyu berdiameter sekitar 1 meter ditemukan 20 meter dari saluran pembuangan air bahang ke arah lentera hijau. Jenis penyu yang mati adalah penyu sisik.

"Hari ini ditemukan kembali penyu mati di Pantai Teluk Sepang dengan ukuran 75 cm dan lebar 45 cm oleh petani yang melintas di pantai teluk sepang, pada pukul 16.12 WIB. Penyebab kematian belum diketahui, diperkirakan penyu ini mati sejak malam tadi karena beberapa organ tubuh sudah mengelupas akibat ombak," kata Ali akbar, ketua Kanopi Hijau Indonesia.

Sementara itu, pihak pengelola PLTU Teluk Sepang hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait peristiwa tersebut.

Sedangkan bangkai penyu yang ditemukan telah diserahkan ke BKSDA Bengkulu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

(Penulis: Kontributor Bengkulu, Firmansyah | Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com