Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Pendidikan Surabaya Bakal Dilengkap 800 Benda Bersejarah

Kompas.com - 12/11/2019, 13:24 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya terus mempersiapkan pembukaan Museum Pendidikan yang berada di Jalan Genteng, Surabaya, pada November ini.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, Museum Pendidikan ini akan diisi 800 barang bersejarah lintas masa, mulai dari masa pendidikan prasejarah sampai pendidikan masa kini.

"Nanti akan diisi oleh sekitar 800 koleksi, penataannya kami bikin storyline dan ditata sesuai kategori, ada tekniknya, teman-teman tim museum yang ahli itu. Kita bikinkan mulai pendidikan pra sejarah, zaman kerajaan, hingga pendidikan masa kini. Rencananya, bulan ini (November) diresmikan," kata Antiek, saat dihubungi, Selasa (12/11/2019).

Baca juga: Universitas Siapkan Museum Pendidikan

Pemkot Surabaya terus menyiapkan segala keperluan sebelum museum itu resmi dibuka.

Salah satu yang dipersiapkan adalah penyusunan narasi untuk barang bersejarah sesuai dengan sejarah masing-masing.

Barang-barang akan dipajang berdasarkan klasifikasi di setiap periode perkembangan pendidikan.

Mulai dari koleksi praksara, di mana masyarakatnya belum mengenal tulisan, sampai bagaimana orangtua mengajarkan pendidikan kepada anak-anaknya di zaman itu.

Koleksi barang bersejarah lainnya yang dikumpulkan, di antaranya pendidikan pada masa kerajaan, mulai dari pengenalan sejarah pendidikan masa klasik, mengenalkan huruf jawa "honocoroko", kemudian sebuah padepokan pendidikan berbasis agama dan pendidikan di masa kolonial.

"Nah, kolonial ini juga dibagi, ada kolonial zaman Belanda dan Jepang. Jadi, ada beberapa koleksi dokumen yang ada pada saat itu, termasuk alat tulisnya," ujar Antiek.

Koleksi masa perjuangan pahlawan sekaligus Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara juga akan dipamerkan di museum ini.

Nantinya, Meseum Pendidikan itu juga dilengkapi infografis yang menceritakan perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam meperjuangkan pendidikan di Indonesia.

Tak hanya itu, museum ini juga akan dilengkapi peragaan suasana kelas tempo dulu.

Termasuk alat pendukung lainnya, seperti buku kurikulum SD–SMA, lampu teplok, lampu tromak, ublik, lilin, dan sarana papan tulis.

"Termasuk properti gurunya, kita juga cari topi guru sampai sepeda guru zaman dahulu, kita juga carikan," kata Antiek.

"Ada pula dokumen-dokumen bersejarah lainnya seperti manuskrip kuno, lontar, huruf jawa, selebaran tulisan hiragana. Semua itu Insya Allah sudah siap. Kami juga ada rapot-rapot lama," ujar dia.

Baca juga: Universitas Siapkan Museum Pendidikan

Di tempat itu juga akan disediakan ruang interaktif bagi setiap pengunjung.

"Setelah kami dapatkan barang itu lalu sudah dikurasi juga oleh kami. Saat ini posisinya disimpan untuk penyiapan penataan di museum. Jadi itu nanti kita bikin statis dan juga dinamis. Mereka bakal belajar menulis di zaman dulu dengan media yang berbeda," tutur Antiek.

Semua benda-benda itu berhasil dikumpulkan dari berbagai pihak, seperti dari komunitas, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Surabaya, dan lembaga lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com