BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

"Bersyukur, Anak Saya Bisa Operasi Bibir Sumbing Gratis,"...

Kompas.com - 11/11/2019, 10:52 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Air mata Jaeni (47), warga Kampung Waluran Rel, Anyar, Kabupaten Serang, Banten, tiba-tiba menetes tatkala menjelaskan kondisi anaknya, Suci (3). Pasalnya, sudah sejak lahir anaknya tersebut menderita celah bibir dan langit-langit (bibir sumbing).

"(Sebenarnya) kelainan ini sudah terdeteksi sejak Suci masih di dalam kandungan," ujar Jaeni kepada Kompas.com sambil sesekali menyeka air matanya, Sabtu (9/11/2019).

Selain itu, perkembangan Suci pasca dilahirkan pun tidak sama seperti anak-anak normal pada umumnya. Jaeni mengatakan, saat lahir, anaknya hanya berbobot 2,2 kilogram (kg).

"Suci lahir prematur saat usia kandungannya masih 8 bulan," ungkap Jaeni.

Selain Suci, ada anak-anak lainnya yang juga menderita bibir sumbing, salah satunya bayi berusia 5 bulan, Selvi Putri.

Baca juga: Cerita Perjuangan Seorang Ayah Agar Anak Terbebas dari Bibir Sumbing

Namun, berbeda dengan Suci yang sudah diketahui kondisinya semenjak dalam kandungan. Kelainan yang terjadi pada fisik Selvi justru diketahui oleh kedua orangtuanya saat baru dilahirkan.

"Saya kaget pas lihat anak saya pertama kali ada kelainan di bagian bibir. Saya tanya ke bidan, soalnya sewaktu dalam kandungan enggak pernah dikasih tahu, tapi tiba-tiba ada kelainan," jelas orangtua Selvi, Jaenah (41).

Warga Rangkasbitung ini juga mengatakan kalau anaknya tersebut tidak bisa minum air susu ibu (ASI).

"Selalu muntah dan enggak terima ASI, jadinya selama ini saya kasih dia susu formula. Kasihan banget, saya sedih kenapa anak saya seperti itu," jelas Jaenah dengan mata berkaca-kaca.

Jaenah dan sang suami pun sejak 5 bulan lamanya menunggu kabar operasi gratis yang biasa diadakan di rumah sakit. Namun, informasi operasi gratis tersebut tak ia dapatkan.  

"Saya menunggu sampai sekitar minggu lalu, saudara saya yang ada di Serang memberi tahu kalau ada operasi gratis di Rumah Sakit (RS) Sari Asih Serang," terangnya.

Ia pun langsung mendaftarkan nama anaknya untuk bisa mengikuti operasi yang diselenggarakan oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk tersebut.

"Alhamdulillah, saya senang dan bersyukur Selvi bisa ikut operasi gratis. Harapannya, dia bisa tumbuh sehat dan ceria seperti teman-temannya setelah operasi," ungkap Jaenah.

Ketua Panitia Pelaksana Operasi Bibir Sumbing, dr. Ratna Hendardji dari Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI-FKUI) angkatan 1979.KOMPAS.com/ALEK KURNIAWAN Ketua Panitia Pelaksana Operasi Bibir Sumbing, dr. Ratna Hendardji dari Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI-FKUI) angkatan 1979.

Fakta bibir sumbing di Indonesia

Ketua Panitia Pelaksana Operasi Bibir Sumbing, dr. Ratna Hendardji dari Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI-FKUI) angkatan 1979 mengatakan, satu dari lima anak di Indonesia menderita celah bibir dan langit-langit (bibir sumbing).

"Dengan kelainan bawaan yang diderita anak-anak tersebut, mereka menjadi minder bersosialisasi di masyarakat, bisa diolok-olok oleh temannya, pun sulit untuk mengonsumsi makanan," ujar dr. Ratna kepada Kompas.com.

Hal tersebut, lanjutnya, sangat mempengaruhi beberapa aspek kehidupan mereka termasuk estetika dan efek psikologis anak.

Baca juga: Jauh dari Rumah Sakit, Penderita Bibir Sumbing NTT Sulit Berobat

Oleh karena itu, ILUNI-FKUI bekerja sama dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dan tim spesialis dokter ahli bedah mulut dari Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia (PABMI) Jaya untuk mengadakan Operasi Gratis Bibir Sumbing di Rumah Sakit Sari Asih Serang, Banten.

Perlu diketahui, jumlah penderita bibir sumbing di Indonesia masih tergolong tinggi dan menjadi permasalahan serius yang harus segera ditangani. 

Bahkan, per tahunnya jumlah penderita bibir sumbing di Indonesia mencapai 7.500 orang. Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi dengan jumlah penderita bibir sumbing tertinggi di Indonesia, yaitu 8,6 persen atau enam sampai sembilan orang per 1.000 penduduk. 

Angka ini terus meningkat setiap tahunnya sehingga membutuhkan perhatian lebih dari berbagai kalangan.

Operasi gratis ini memberikan dampak yg besar dan meningkatkan kesehatan warga Banten, terutama daerah Serang, Tangerang, Pandeglang, Lebak, dan Cilegon. KOMPAS.com/ALEK KURNIAWAN Operasi gratis ini memberikan dampak yg besar dan meningkatkan kesehatan warga Banten, terutama daerah Serang, Tangerang, Pandeglang, Lebak, dan Cilegon. 

Penyaringan pasien

Sementara itu, Direktur RS Sari Asih Serang, dr. Yahmin Setiawan mengungkapkan penyaringan calon pasien operasi gratis ini telah dilakukan sejak dua bulan lalu. 

"Dari 40 orang yang terdaftar kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Hasilnya, sebanyak 27 pasien dinyatakan layak operasi," jelas dr. Yahmin.

Untuk diketahui, syarat utama pada operasi bibir sumbing gratis kali ini adalah pasien harus berumur 3 bulan sampai 6 tahun.

Selain itu, pasien harus dalam kondisi prima. Jadi, beberapa pasien yang kondisi fisiknya lemah karena sedang sakit, dengan berat hati mereka tidak masuk persyaratan untuk dilakukan operasi.

Operasi gratis ini, tambahnya, memberikan dampak yg besar dan meningkatkan kesehatan warga Banten, terutama daerah Serang, Tangerang, Pandeglang, Lebak, dan Cilegon.

Ia berharap, ke depannya akan banyak bantuan-bantuan seperti ini supaya banyak masyarakat yang tertolong. 

Sementara itu secara terpisah, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menyampaikan bantuan operasi bibir sumbing gratis ini merupakan pelaksanaan keempat kalinya dari Sido Muncul. 

"Sebelumnya, kami mengadakan kegiatan serupa di Kupang, Dolok Sanggul, dan Tarutung. Bantuan ini kami fokuskan bagi penderita yang berasal dari keluarga pra-sejahtera," jelasnya.

Dengan demikian, Irwan berharap agar operasi berjalan lancar, pasien-pasien dapat kembali tersenyum, serta dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com