Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua TKI Asal Palembang Ini Jadi Korban Human Trafficking di Malaysia

Kompas.com - 09/11/2019, 21:27 WIB
Aji YK Putra,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - VA (20) dan NZH (22), dua gadis asal Palembang ini menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) oleh agen Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Surabaya, Jawa Timur.

Selama menjadi TKI dan disalurkan ke Malaysia, VA dan NZH mengalami banyak penyiksaan yang dilakukan oleh sang majikan. Bahkan, tulang telapak kaki VA sempat kempot akibat diinjak menggunakan sepatu hak tinggi oleh majikannya di Negeri Jiran tersebut.

VA menceritakan, awalnya ia mencari lowongan pekerjaan melalui akun grup Facebook bernama "lowongan pekerjaan Sumsel" pada 21 Agustus 2019. Di grup tersebut, ia melihat iklan lowongan kerja sebagai waiter dan kasir di Malaysia.

VA lalu menghubungi nomor telepon yang tertera di akun tersebut. Seorang perempuan yang mengaku bernama Linda mengangkat sambungan telepon itu. Ia mengaku sebagai penyalur TKI untuk ke Malaysia.

"Saya tanya mbak loker untuk waiternya ada? dijawab ada. Lalu saya bilang saya mau mengirimkan lamaran sama adik saya (NZH)," kata VA saat ditemui di kediamannya di kawasan Kecamatan Kemuning, Palembang, Sabtu (11/9/2019).

Baca juga: Polri Ungkap Penyalur TKI Ilegal ke Abu Dhabi yang Langgar Moratorium

Pada 24 Agustus 2019, Linda menghubungi korban VA dan menanyakan apakah ia telah berminat untuk bekerja sebagai kasir dan waiter di Malaysia.

Singkat cerita, VA dan NZH mengirimkan berkas kepada Linda melalui pesan Whatsapp, berupa ijazah, KTP dan lain sebagainya.

"Dia (Linda) juga kirimkan foto PT agensinya di Surabaya. Sehingga kami percaya. Belakangan diketahui PT itu ternyata palsu," ujar VA.

VA belum sempat menanyakan sistem pekerjaan yang ia minati di Malaysia. Mendadak Linda langsung mengirimkan tiket keberangkatan VA dan adik sepupunya NZH ke Surabaya pada 30 Agustus 2019 lalu.

Kedua gadis ini sempat bingung saat dikirimkan tiket pesawat, mereka kembali menanyakan kepada Linda, maksud pengiriman tiket tersebut.

"Tapi kami diancam mau dilaporkan ke Polisi kasus penipuan, kalau tak berangkat ke Surabaya karena data kami sudah dikirimkan semua di WA. Akhirnya kami berangkat," ujar VA.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com