Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolam Kuno Peninggalan Majapahit, Bukti Tingginya Peradaban Indonesia

Kompas.com - 08/11/2019, 11:46 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Kolam atau petirtaan kuno yang ditemukan di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, merupakan peninggalan bersejarah yang bernilai tinggi.

Menurut Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Fitra Arda, benda cagar budaya tersebut juga menunjukkan tingginya peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.

Ada beberapa indikasi yang memperkuat penilaiannya. Indikator itu meliputi struktur petirtaan, teknologi pembangunan, serta kegunaan petirtaan.

Menurut Fitra, berdasarkan kontruksi bangunan petirtaan kuno tersebut, tergambar bagaimana tingginya pengetahuan dan kemampuan para raja dan masyarakat di masa lalu.

"Kita bisa bayangkan, sekitar abad 14, di sini di Jombang, ditemukan teknologi pembangunan seperti ini. Ada pengatur airnya, lalu teknik pembuatan batanya, itu identitas kita," ujar Fitra saat mengunjungi petirtaan Sumberbeji, Kamis (7/11/2019).

Ukuran bangunan petirtaan kuno tersebut memiliki luas 18 x 20 meter. Di tengah bangunan petirtaan terdapat bangunan persegi dengan ukuran masing-masing sisi 3,8 meter.

Di sisi barat petirtaan terdapat arca burung garuda yang masih menempel kuat pada dinding bangunan petirtaan kuno.

Lalu, di sebelah utara dari arca burung garuda, terdapat saluran air yang membentang dari arah barat.

Saluran air tersebut tersambung dengan bangunan petirtaan dan berfungsi sebagai saluran masuknya air ke petirtaan.

Sedangkan, di sisi utara yang mengarah ke timur, terdapat saluran air yang berfungsi sebagai saluran pembuangan.

Menurut Fitra, selain soal pengetahuan dan pemahaman teknologi, penemuan itu juga menunjukkan tingginya peradaban masyarakat pada masa lalu.

Dia meyakini, petirtaan kuno di Sumberbeji dulunya tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Tempat suci pada masa lalu tersebut juga memiliki andil besar bagi pertanian di sekitarnya.

"Tidak akan mungkin ada bangunan suci dengan teknologi seperti ini, kalau raja dan rakyatnya tidak akur. Kalau ada bangunan seperti ini, pasti pada masa itu tata hidup masyarakatnya sangat baik. Nah itu identitas kita sebagai masyarakat Jombang," ujar Fitra.

Penelitian dan pemanfaatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com