Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Prostitusi Online, Pakai Tagar Khusus di Twitter hingga Modus Perdagangan Orang

Kompas.com - 07/11/2019, 11:44 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Praktik prostitusi online belakangan ini marak dilakukan di media sosial karena jangkauannya yang lebih luas. Hal tersebut diungkapkan seorang pengamat media sosial.

Jejaring sosial Twitter disebut lebih banyak digunakan karena sifatnya yang lebih terbuka dibandingkan platform lainnya.

Hal itu terungkap setelah Polisi di Jawa Timur mengusut jaringan prostitusi online yang disebut melibatkan sejumlah figur publik.

"Seperti prinsip orang jualan. Media sosial memungkinkan penjual memperluas exposure dagangannya. Semakin tinggi exposure semakin besar pula peluang dagangannya dibeli," kata Novelina Purba, data scientist dari Indonesia Indicator.

Baca juga: Ungkap Kasus Prostitusi, Polda Jatim Buru Bos Mucikari Berinisial D

Juru bicara Polda Jawa Timur, Frans Bangun Mangera, mengatakan pihaknya telah mengungkap tiga orang yang diduga berada di balik jaringan tersebut. Dua orang di antaranya, disebut dengan inisial J dan SD, telah ditetapkan sebagai tersangka.

Keduanya dijerat dengan pasal prostitusi.

Frans mengatakan bahwa SD mengiklankan jasa prostitusi di media sosial.

"SD lewat media sosial. Kalau J itu hanya pelaksana saja, menyediakan tempat, menyediakan akomodasi tiket," ungkapnya kepada BBC News Indonesia.

Adapun orang ketiga, yang disebut dengan inisial D, belum ditetapkan sebagai tersangka, namun sudah dipanggil oleh polisi untuk pemeriksaan.

Baca juga: Polisi Dalami Pelanggaran UU ITE pada Kasus Prostitusi PA

Frans mengatakan bahwa D diduga terlibat dalam manajemen artis dan menawarkan jasa prostitusi secara tertutup lewat grup WhatsApp,

"Ini kan manajemen artis, jadi manajemen public figure itu sesuai dengan, misalnya ada yang casting, ada yang foto, ada yang iklan ... Mereka-mereka itu selain dari itu ada juga yang melakukan prostitusi online yang dijajakan oleh D, SD, dan J tadi."

Sebelumnya diberitakan sejumlah media bahwa Polda Jatim menduga ada 100 figur publik yang terlibat dalam jaringan prostitusi daring di bawah SD.

Pengungkapan kasus ini bermula saat Polda Jatim mengamankan tiga orang yang terlibat dalam dugaan praktik prostitusi online di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 25 Oktober lalu.

Salah seorang yang diamankan, PA, disebut sebagai finalis Putri Pariwisata Indonesia. Ia telah dibebaskan dengan status sebagai saksi.

Baca juga: Fakta Kasus Prostitusi Onilne Pelajar di Tasikmalaya, 8 Orang Diamankan hingga Pelanggannya Pejabat dan Politikus


Banyak terjadi

Polisi membawa pria berinisial SD yang diduga sebagai mucikari dalam kasus dugaan prostitusi yang melibatkan finalis Putri Pariwisata tahun 2016 berinisial PA. Antarafoto Polisi membawa pria berinisial SD yang diduga sebagai mucikari dalam kasus dugaan prostitusi yang melibatkan finalis Putri Pariwisata tahun 2016 berinisial PA.
Frans menyebut praktik prostitusi online yang memanfaatkan media sosial banyak terjadi di seluruh Indonesia. Tapi tidak semuanya bisa diusut oleh polisi karena sebagian pelaku prostitusi bertindak sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com