Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Helikopter Gardes JN 77 GM, Dirakit Buruh Bengkel hingga Sudah Habis Rp 30 Juta

Kompas.com - 05/11/2019, 09:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Jujun Junaedi (42) mengaku bosan terhadap suasana kemacetan di jalan depan bengkel tempat dia bekerja sehari-hari, tepatnya di Jalan Sukabumi-Bogor, Karangtengah, Cibadak.

Pria warga Kampung Cibubuay, Desa Damareja, Kecamatan Nagrak, tersebut akhirnya memutuskan untuk mencoba merakit sebuah helikopter yang dia beri nama, Gardes JN 77 GM

Tujuannya sederhana, warga akan mampu memiliki sarana transportasi yang hargnya terjangkau dan harapannya tak ada lagi masalah kemacetan.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Dirakit sejak setahun lalu

Jujun Junaedi memasang baut di tiang untuk baling-baling utama pada helikopter buatannya di Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/11/2019).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Jujun Junaedi memasang baut di tiang untuk baling-baling utama pada helikopter buatannya di Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/11/2019).

Junaedi menceritakan, proses perakitan Gardes JN 77 GM sudah dilakukan sejak Agustus 2018.

Dirinya mengaku hanya merakit saat hari libur atau setiap Minggu. Semua proses sejak awal hingga berbentuk sebuah helikopter dikerjakan seorang diri atau kadang dibantu anak laki-laki pertama dan kerabat.

Saat ini, proses perakitan hanya tinggal penyelesaian baling-baling utama yang masih dalam pengerjaan.

Apabila sesuai rencana, pada akhir 2019 atau awal 2020, Gardes JN 77 GM itu akan menjalani uji terbang.

"Insya Allah saya inginnya pada akhir tahun atau awal tahun 2020 bisa melakukan uji terbang," ungkap Jujun saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Minggu (3/11/2019).

Baca juga: Tolak Rp 10 Miliar demi Jaga Hutan, Kakek Suhendri: Oksigen bagi Warga

2. Rupa dan biaya helikopter karya Junaedi

Junaedi menjelaskan, helikopter miliknya berukuran panjang 8 meter dari kepala hingga ekor.

Lalu untuk mesin, helikopter hasil kerja kreatif lulusan STM (SMK) Siliwangi 1996 ini menggunakan mesin penggerak generator set (genset) berkapasitas besar 24 PK, 700 cc, dan dua silinder berbahan bakar premium.

Total biaya sementara perakiran helikopter dengan rangka berbahan besi hingga saat ini sudah mencapai Rp 30 juta.

Meskipun tergolong pengeluaran yang besar, namun Junaedi mengaku tidak mengganggu anggaran untuk rumah tangga.

"Makanya, proses pembuatan helikopter ini lama karena untuk membeli barang yang dibutuhkan harus menunggu waktu, perlu menyisihkan. Karena kan saya tidak mau mengganggu uang dapur," tutur pria yang saat duduk di bangku SMK itu pernah mendapatkan beasiswa.

Baca juga: Bosan Lihat Kemacetan, Buruh Bengkel Ini Merakit Helikopter Sendiri

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com