Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Cerita Buruh Bengkel Rakit Helikopter Berbahan Bakar Premium, Uji Terbang Tahun 2020

Kompas.com - 04/11/2019, 16:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Agustus 2018, Jujun Junaedi memulai proyeknya, yakni membuat helikopter. Ia merakit helikopter di halaman rumahnya di Kampung Cibubuay, Desa Damareja, Kecamatan Nagrak.

Sehari-hari Jujun adalah seorang pekerja bengkel di Sukabumi, Jawa Barat.

Ide pembuatan helikopter tersebut muncul saat ia sering melihat kemacetan lalu lintas di Karangtengah, Kecamatan Cibadak, tepatnya di depan bengkel Jujun bekerja.

Saat itu tercetus untuk membuat helikopter dengan biaya murah sebagai solusi sarana transportasi bagi masyarakat.

Saat ini Jujun hanya tinggal menyelesaikan baling-baling utama yang masih dalam tahap pengerjaan.

Baca juga: Bosan Lihat Kemacetan, Buruh Bengkel Ini Merakit Helikopter Sendiri

 

Belum pernah lihat helikopter dari dekat

Jujun Junaedi memasang baut di tiang untuk baling-baling utama pada helikopter buatannya di Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/11/2019).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Jujun Junaedi memasang baut di tiang untuk baling-baling utama pada helikopter buatannya di Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/11/2019).
Jujun Junaedi adalah lulusan STM tahun 1996. Untuk membuat helikopter, ia melakukan riset dan melihat konten video YouTube yang menayangkan cara pembuatan helikopter.

Ia juga berkonsultasi dengan rekan rejawatnya yang memiliki mekanik alat berat.

"Kalau video dalam YouTube itu tidak ada penuntasan sampai ukuran yang diberikan. Makanya, saya harus mengolah sendiri," tutur ayah dari tiga anak itu.

Kepada Kompas.com, Minggu (3/11/2019), Jujun bercerita bahwa ia belum pernah melihat dari dekat helikopter buatan pabrik.

Padahal, ia ingin memiliki akses agar bisa melihat detail bagian dalam helikopter.

Bukan hanya itu. Jujun juga berharap ada ahli pesawat terbang yang bisa memberikan masukan untuk helikopter rancangannya,.

"Saya terbuka bila ada ahli teknik penerbangan yang mau membantu penyempurnaan pembuatan helikopter ini karena saya belum pernah menumpang helikopter," ujar Jujun.

Baca juga: Diberi Nama Gardes JN 77 GM, Helikopter Buatan Buruh Bengkel Ini Siap Uji Terbang Tahun Depan

 

Berbahan bakar premium

Ilustrasi Helikopter Mi-8.Utair Airline via Russian Today Ilustrasi Helikopter Mi-8.
Jujun membuat helikopter dibantu kerabat dan anak laki-lakinya. Ia menggarap proyeknya tersebut hanya saat hari Minggu atau libur.

Setahun membuat helikopter, Jujun telah menghabiskan dana mencapai Rp 30 juta.

"Makanya, proses pembuatan helikopter ini lama karena untuk membeli barang yang dibutuhkan harus menunggu waktu, perlu menyisihkan. Karena kan saya tidak mau mengganggu uang dapur," tutur Jujun.

Mesin, helikopter hasil kerja kreatif Jujun menggunakan mesin penggerak generator set (genset) berkapasitas besar 24 PK, 700 cc, dan dua silinder berbahan bakar premium.

Rencananya, akhir 2019 atau awal 2020 ini helikopter yang diberi nama Gardes JN 77 GM itu akan menjalani uji terbang.

Baca juga: Diduga Pembunuh 3 Pengemudi Ojek Sama dengan Penembak Helikopter di Puncak Papua

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Budiyanto | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com