0
KILAS DAERAH

Kilas Daerah Banyuwangi

April 2020, Pelabuhan Ketapang Bakal Disulap Jadi Destinasi Wisata

Kompas.com - 31/10/2019, 17:02 WIB
Hotria Mariana,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Renovasi Pelabuhan Ketapang yang menghubungkan Banyuwangi dengan Bali dan sebaliknya bakal dimulai pada April 2020 mendatang.

Renovasi tersebut dilakukan agar pelabuhan yang melayani lebih dari 13 juta orang per tahun tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat transit, tapi juga bisa menjadi destinasi wisata baru nan ikonik di Banyuwangi.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspitadewi mengatakan, saat ini status pelabuhan sudah tahap studi kelayakan.

Dengan demikian, ia melanjutkan, proses pembangunan bisa dilaksanakan pada April tahun depan.

Menurut Ira, Pelabuhan Ketapang akan dilengkapi infrastruktur penunjang, seperti kafe dan restoran bergaya lokal dan pembuatan lansekap bagi wisatawan.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang Saat Arus Balik, Pelabuhan Ketapang Siapkan 10 Loket

”Kami melibatkan arsitek Gregorius Supie yang telah tersohor. Bangunannya nanti mengadopsi kekhasan kebudayaan lokal,” terang Ira dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

Untuk menunjang sisi kenyamanan, Ira mengungkapkan bahwa digitalisasi seperti automatic ticketing juga akan diterapkan. 

”Pelabuhan Ketapang akan menjadi lebih modern sekaligus menjadi destinasi wisata ikonik,” ujarnya.

Dengan begitu, harapannya Pelabuhan Ketapang bisa menarik wisatawan, khususnya dari kawasan Timur Indonesia. Terlebih setelah pembangunan Tol Trans Jawa rampung. 

Baca juga: Bupati Banyuwangi: Pasar Tradisional Harus Terus Berbenah untuk Pikat Konsumen

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas merespons positif rencana pengembangan Pelabuhan Ketapang.

Pasalnya, pengembangan pelabuhan itu sesuai program Banyuwangi yakni setiap tempat adalah destinasi, dan setiap program adalah atraksi.

”Tadi kami menitipkan peradaban dan kebudayaan lokal dalam derap pembangunan ekonomi yang cukup pesat melalui arsitektur khas kebudayaan lokal, juga kuliner-kuliner lokal bisa diangkat di destinasi pelabuhan tersebut untuk semakin menggerakkan ekonomi masyarakat,” terang Anas.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com