Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Penjelasan Barrier Bergerak Sendiri | Reaksi Anak ketika Tahu Ayahnya Pelaku Pembunuhan

Kompas.com - 31/10/2019, 06:58 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Berita populer nusantara kali ini diawali dengan sebuah video yang memperlihatkan pembatas jalan atau barrier bergerak sendiri di jalan Tol Pandaan- Malang beredar di media sosial dan menjadi perbincangan.

Video berdurasi 27 detik itu menampilkan pembatas jalan paling depan bergerak melintasi garis putih.

Sedangkan pembatas di urutan ketiga bergerak hingga ke tengah jalan. Pergerakan dua barrier itu hampir bersamaan.

Peristiwa itu pun mengundang rasa penarasan dari netizen. Namun, ternyata tidak ada unsur mistis dari peristiwa itu.

Humas PT Jasamarga Pandaan Malang, Agus Tri Antyo mengatakan, peristiwa dalam video itu terjadi di sta 62-67 Tol Pandaan-Malang yang berlokasi di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.

Pembatas jalan bergerak karena tekanan angin kencang.

Sementara itu, berita respon anak ketika tahu ayahnya pelaku cor PNS Kementerian PU juga menjadi perhatian pembaa Kompas.com.

TG (17), anak tersangka Nopi alias Aci (57), salah satu pelaku yang mengecor jenazah Aprianita (50), PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, mengaku ayahnya sempat pamit dan memohon maaf karena ikut terlibat aksi pembunuhan.

Setelah kepergian ayahnya tersebut, TG kini menjadi tulang punggung keluarga. Kegiatan Nopi sebagai pembersih makam dan tukang gali kubur kini digantikan oleh TG.

Berikut ini 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Penjelasan lengkap barier di Tol Pandaan-Malang bergerak sendiri

Humas PT Jasamarga Pandaan Malang Agus Tri Antyo menjelaskan, peristiwa itu terjadi di Km 62-67 Tol Pandaan-Malang.

Penyebab barier bergerak karena angin kencang.

Ruas tol di daerah itu berupa lorong atau bukit yang digali, sedangkan di sisi selatan terdapat lembah yang terbuka.

Konstruksi area itu dinilai dapat memicu tekanan angin yang mendorong barier bergerak ke tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com