Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Kelas, Siswa SD Negeri Terpaksa Belajar Lesehan di Gedung Madrasah

Kompas.com - 30/10/2019, 17:01 WIB
Acep Nazmudin,
Khairina

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Pasirkupa, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, terpaksa harus belajar lesehan di gedung madrasah lantaran kekurangan kelas. 

Gedung madrasah tersebut juga merupakan pinjaman dari yayasan milik warga setempat.

Pihak sekolah sudah 8 tahun meminjam gedung tersebut untuk kegiatan belajar mengajar. 

Baca juga: Bangunan SD Negeri di Riau Ini Berdinding Papan, Berlantai Tanah dan Sering Kebanjiran

Kepala sekolah SDN 2 Pasirkupa, Huriyati, mengatakan jumlah siswa di sekolah tersebut sebanyak 324 orang, yang terdiri dari 13 rombongan belajar (rombel), namun sekolah hanya punya enam kelas saja. 

"Pinjam ke yayasan sudah 8 tahun, empat kelas di madrasah sisanya di gedung sendiri, itupun masih kurang, solusinya kita gabung, satu kelas ada yang dua rombel," kata Huriyati kepada Kompas.com di SDN Pasirkupa, Rabu (30/10/2019).

Huriyati mengatakan, kondisi madrasah yang dipinjam juga memprihatinkan. Fasilitas di madrasah tersebut, kata dia, jauh dari kata layak untuk kegiatan belajar mengajar.

Jumlah antara kursi dan meja tidak sebanding dengan siswa sehingga sebagian siswa harus duduk bertiga atau lesehan di lantai.

"Saya pertama datang ke sekolah ini kaget, lho kok ini anak - anak belajar di lantai, ada yang satu meja bertiga, miris melihatnya," kata Huriyati yang mengaku baru satu tahun menjabat sebagai kepala sekolah di SDN 3 Pasirkupa. 

Baca juga: Satu Bangunan SD Ludes Dilalap Api dari Kebakaran Hutan dan Lahan

Madrasah yang digunakan tidak dipinjam secara cuma - cuma, namun ada biaya sewa yang dibayar menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Kata Huriyati, jumlah yang dibayar sebanyak Rp 300 ribu setiap dana BOS turun tiga bulan sekali.

Selain kekurangan ruang kelas, SDN 3 Pasirkupa juga tidak punya lapangan upacara.

Selama ini, setiap upacara menggunakan lapangan milik desa. Namun, sudah sebulan ini tidak bisa dipakai lantaran dipenuhi material bangunan milik warga.

"Sudah sekitar lima minggu tidak upacara bendera, karena lapangannya tidak ada," kata dia.

Huriyati mengaku pihak sekolah sudah berulang kali mengadu ke Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak namun tidak membuahkan hasil.

Dia berharap, pihak pemerintah bisa mengambil langkah demi kenyamanan belajar siswanya. 

"Mau direlokasi atau dibangun baru itu terserah, kita sangat berterima kasih kalau ada upaya dari pemerintah untuk kebaikan sekolah kita," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com