Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Penyerangan Sekolah di Bandung, Polisi Amankan 13 Orang Remaja

Kompas.com - 30/10/2019, 16:13 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi mengamankan 13 orang remaja dalam peristiwa penyerangan dan perusakan sekolah di Bandung.

Namun dari 13 remaja tersebut, hanya lima yang dilakukan pendalaman lebih lanjut.

Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema menjelaskan, pihak kepolisian menerima laporan dari masyarakat dan media sosial adanya penyerangan dan perusakan fasilitas sekolah yang dilakukan sekelompok remaja yang saat itu terlihat menggunakan kendaraan bermotor, pada Minggu 27 Oktober 2019 sekitar pukul 22.30 WIB.

Berbekal laporan itu, polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi, maka polisi berhasil mengamankan sejumlah remaja yang diduga terlibat.

"Telah diamankan sebanyak 13 orang yang diduga pelaku," kata Irman di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Rabu (30/10/2019).

Baca juga: Polisi Sebut Perusakan Sekolah di Bandung Murni Kriminal

Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, hanya lima orang yang diperiksa secara intensif.

"Hasil pemeriksaan lebih lanjut ada 5 yang sampai saat ini masih pemeriksaan secara intensif," ucap Irman.

Irman merinci, kelima orang yang masih diperiksa itu terdiri empat pelajar dan satu alumni dari salah satu SMKN di Bandung.

"Sampai saat ini Polrestabes Bandung masih melakukan pengembangan untuk mengetahui dan mengidentifikasi para pelaku," katanya.

Polisi bahkan masih mendalami peran dari satu orang alumni yang diamakan tersebut.

"Masih didalami apakah dia sebagai yang mengompori, mengajak, atau memprovokasi adik-adiknya," katanya.

Meski begitu, Irman menyebut bahwa perselisihan antar-kelompok remaja ini disebabkan oleh saling ejek di media sosial. Namun begitu, pihaknya masih mendalami pemicu saling ejek antar-remaja ini.

Diberitakan sebelumnya, penyerangan dan perusakan sekolah ini diawali dari selisih paham antar-suporter pasca-pertandingan sepak bola Liga Pelajar Indonesia Kota Bandung.

Mereka mempermasalahkan logo masing-masing sekolah pada Jumat, 25 Oktober 2019 di Lapangan Sidolig, Bandung.

Baca juga: Gara-gara Saling Ejek di Medsos, Pemuda di Bandung Saling Serang Sekolah

Di media sosial, siswa kedua sekolah tersebut saling ejek hingga puncaknya pada Minggu, 27 Oktober 2019 dini hari sekitar pukul 03.09 WIB terjadi perusakan SMK 2 Jalan Ciliwung Bandung.

Aksi perusakan berlanjut sekitar pukul 21.15 WIB. Gerbang sekolah dan Pos Satpam SMAN 10 Cikutra Bandung dirusak.

"Yang terduga pelakunya masing-masing berkelompok menggunakan sepeda motor," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.

Polisi telah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara serta menganalisis kamera pengawas di daerah sekitar guna mengidentifikasi para terduga pelaku perusakan dan penyerangan masing-masing sekolah.

"Seluruhnya sejauh ini hasil koordinasi dan komunikasi yang dilakukan Satuan Bimmas Polrestabes Bandung sepakat menjaga lingkungan sekolah masing-masing," kata Truno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com