Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idham Azis Dinilai Cocok Jadi Kapolri untuk Berantas Radikalisme

Kompas.com - 28/10/2019, 13:11 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Menangkal dan memberantas radikalisme menjadi salah satu fokus utama di masa kepemimpinan baru Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.

Salah satu komponen utama untuk mewujudkan hal tersebut adalah menempatkan sosok yang mampu menerjemahkan perintah Presiden tersebut pada jabatan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) baru, menggantikan Tito Karnavian yang saat ini menjabat sebagai menteri Dalam Negeri.

Direktur Eksekutif The Jakarta Institute (TJI) Reza Fahlevi menilai, diajukannya Komjen Idham Azis menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian RI (Kapolri) oleh Presiden Joko Widodo ke DPR merupakan pilihan yang tepat untuk menerjemahkan perintah Presiden dalam hal menangkal dan memberantas radikalisme.

"Idham dikenal berpengalaman di bidang reserse dan anti-teror. Diketahui, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri di tahun 2010. Salah satu prestasinya adalah melumpuhkan teroris bom Bali, Dr Azahari dan komplotannya di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005," papar Levi di Bandung, Senin (28/10/2019).

Baca juga: Idham Aziz Calon Tunggal Kapolri, Pimpinan DPR: Belum Ada Penolakan

Selain itu, Idham yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri ini juga pernah menjadi wakil satuan tugas (satgas) pengungkapan kasus-kasus teror dan konflik di Poso atau disebut Operasi Camar Maleo. 

Levi optimistis, di tengah maraknya ujaran kebencian, hoaks, radikalisme dan terorisme serta sejumlah kejahatan kriminal lain yang berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan di Indonesia, Idham Aziz mampu memenuhi harapan Presiden Jokowi.

"Kami yakin, ke depan Polri di tangan Kapolri yang baru Bapak Komjen Pol Idham Aziz akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh warga Indonesia. Sehingga Kabinet Indonesia Maju bisa maksimal bekerja dan seluruh Pemerintah daerah juga memberikan pelayanan maksimal," ucapnya.

Tidak hanya berpengalaman dalam hal penanganan terorisme, Levi mengatakan, jenderal bintang tiga yang lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, itu juga sempat menjadi anak buah Tito Karnavian dalam tim Kobra yang bertugas menangkap putra bungsu mantan presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto terkait kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita pada 7 Agustus 2000.

Tommy divonis 10 tahun penjara dalam kasus tersebut. Ia pun menjalani hukuman di Nusakambangan dan keluar di tahun 2006.

Baca juga: Jadi Calon Kapolri Tunggal, Idham Diharapkan Selesaikan PR Polri, Termasuk Kasus Novel

Dengan segudang pengalaman Idham lainnya yang juga sempat menjabat sebagai kapolda Metro Jaya di tahun 2017, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri di 2016, Kapolda Sulawesi Tengah di 2014, hingga Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di tahun 2013, Levi optimistis kinerja Idham bisa sejajar dengan Tito dan melanjutkan warisan Polri yang profesional, modern dan terpercaya (Promoter).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com