Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Ketiga Kalinya, Lembu Milik Warga Dimangsa Harimau Sumatera

Kompas.com - 28/10/2019, 13:03 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Jumingin, warga Dusun Pulo Pisang, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, kembali kehilangan ternak lembunya karena dimangsa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Peristiwa itu terjadi untuk ketiga kalinya. 

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil V Bahorok BBTNGL, Palber Turnip, mengatakan, peristiwa pertama terjadi pada 2014. Peristiwa berikutnya terjadi pada Agustus 2018. Tahun ini terjadi diperkirakan pada Sabtu (26/10/2019).

"Yang diserang di tempat yang sama, berulang untuk ketika kalinya, 2014, 2018 dan 2019," katanya, Senin (28/10/2019). 

Baca juga: Daftar Kasus Harimau Sumatera Terkam Warga di Riau hingga Oktober 2019

Pihaknya belum mengetahui apakah satwa yang memangsa pada Sabtu kemarin merupakan satwa yang menyerang pada 2014 dan 2018.

Hari ini, pihaknya bersama mitra lembaga yang lain akan memasang camera trap di beberapa titik. 

Dijelaskannya, ternak lembu yang menjadi mangsa harimau itu berada di jarak 200 meter dari batas kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

Sementara pada 2018, berada pada jarak 500 meter dari batas kawasan. Menurutnya, tidak mungkin ternak itu diseret hingga 300 meter. 

"Berarti dia (peternak) tak tertib juga ini. Sudah berulang beri penyuluhan dan pengertian. Bahkan kemarin kan sudah dibantu kandang, tapi ke situ juga," katanya. 

Saat ditemukan, kata dia, bangkai lembu tersebut tergeletak di rerumputan. Paha sebelah kirinya sudah hilang dan ditemukan di tempat terpisah. Bagian perut lembu masih utuh.

"Mengenai treatmennya, masih gunakan cara kemarin. Kita biarkan dia untuk habiskan bangkai lembu. Baru kita usir dia dengan letusan kembang api," katanya. 

Dia menambahkan, lokasi penemuan lembu mati itu sangat baik untuk menggembalakan ternak dengan adanya sungai dan rumput yang melimpah.

"Karena itu kita stand by di sana, bersama Polsek dan Koramil dan mitra, untuk menenangkan masyarakat," katanya. 

Wildlife Trafficking Specialist, Wildlife Conservation Society, Dwi Adhiasto mengatakan, peristiwa harimau menyerang ternak adalah hal normal. Jika harimau menyerang manusia, baru disebut anomali.

Harimau, kata dia, sama seperti halnya manusia, ketika ada mangsa yang mudah, dia tidak akan memilih mencari yang sulit.

"Mau harimau tua atau muda, jantan atau muda, kalau ketemu mangsa yang mudah tanpa keluarkan banyak energi, ya akan buru itu," katanya. 

Baca juga: Kronologi Karyawan Perusahaan Tewas Diterkam Harimau Sumatera di Riau

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com