GARUT, KOMPAS.com - Para pendaki yang hendak mendaki Gunung Guntur dalam waktu dekat tampaknya harus menunda rencana pendakian. Sebab, terhitung sejak Kamis (24/10/2019), pendakian ditutup sementara.
Kepala Seksi KSDA wilayah V Garut, Dody Arisandi membenarkan pendakian ke Gunung Guntur ditutup sementara. Sebab, proses pemadaman kebakaran hutan masih terus dilakukan.
"Belum tahu sampai kapan, karena petugas masih berupaya memadamkan api," jelas Dody kepada wartawan, Jumat (25/10/2019).
Baca juga: Kebakaran Hutan di Gunung Guntur Disengaja untuk Buka Lahan
Dody menyampaikan, kebakaran kali ini terjadi di kawasan sekitar puncak gunung sehingga sulit dipadamkan. Sementara, kebakaran sebelumnya terjadi di pinggir kawasan gunung dan mudah ditangani.
"Yang ini sulit, karena aksesnya untuk sampai ke puncak sulit," katanya.
Soal luasan kawasan yang terbakar, Dody mengaku belum bisa memastikan. Sebab, sampai saat ini petugas masih terus berupaya melakukan pemadaman.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan menuturkan, penutupan pendakian ke Gunung Guntur dilakukan karena kebakaran dipandang bisa membahayakan pendaki.
"Sampai tadi malam masih ada api yang menyala, asapnya bisa membahayakan pendaki, angin besar juga membuat api mudah menyebar, bisa sampai tempat kemping," katanya.
Tubagus menyampaikan, penutupan tersebut dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Apalagi, sampai saat ini upaya pemadaman api masih terus dilakukan.
Selain di Gunung Guntur, Tubagus menyampaikan kebakaran hutan juga terjadi di beberapa gunung di Garut, antara lain Gunung Cikuray, Haruman, Putri dan Gunung Karacak.
Baca juga: Polisi: Kebakaran Hutan di Gunung Guntur Disengaja
Selain itu, ada juga tiga kawasan hutan yang terbakar di Kecamatan Pamulihan, Malangbong dan Banjarwangi.
“Untuk luasan hutan yang terbakar, kita belum bisa memastikan, karena petugas masih fokus pemadaman api,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.