Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Mojokerto, Diduga Dinding Penahan dari Permukiman Elite Majapahit

Kompas.com - 26/10/2019, 09:29 WIB
Moh. SyafiĆ­,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Struktur bata kuno yang diduga sebagai talud atau dinding penahan tanah ditemukan para arkeolog saat melakukan penggalian (ekskavasi) di lokasi situs kumitir, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Situs kumitir terletak di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Situs itu ditemukan warga pembuat bata merah pada 19 Juni 2019.

Awalnya, struktur bata kuno yang ditemukan warga memiliki panjang 21 meter dengan arah orientasi utara-selatan. Struktur tersebut memiliki tinggi 70 sentimeter yang tersusun dari 12 lapis bata. 

Sejak empat hari lalu, situs yang diyakini sebagai bangunan kuno era Majapahit itu diekskavasi oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia.

Hasil sementara dari proses ekskavasi, tampak bangunan kokoh yang terbentuk dari struktur bata kuno. Bangunan tersebut berada posisi orientasi utara-selatan. 

Ketua Tim Ekskavasi Wicaksono Dwi Nugroho mengungkapkan, pihaknya melakukan penggalian tanah di kedalaman 1,5 hingga 2 meter.

Baca juga: Struktur Mirip Fondasi di Situs Peninggalan Majapahit di Jombang Diduga Petirtaan

Dari tanah di lokasi situs yang sudah dibuka, nampak bangunan berstruktur bata kuno dengan panjang 35 meter. Bangunan itu memiliki lebar 120-140 sentimeter. 

Adapun ketinggian bangunan yang sudah nampak, antara 80-120 sentimeter. Dari bangunan yang sudah nampak, terdapat 2 pilar dengan jarak 5,5 meter. 

Wicaksono mengatakan, bangunan kuno tersebut kemungkinan besar merupakan talud atau dinding penahan tanah pada era kerajaan Majapahit. Panjang talud, diperkirakan lebih dari 100 meter.

"Kemungkinan besar dinding talud. Dinding talud ini membatasi halaman luar dengan halaman dalam. Halaman dalam ada di sisi barat, posisinya lebih tinggi dari halaman timur," jelas ujar Wicaksono kepada Kompas.com, Jumat (25/10/2019).

Arkeolog yang bertugas di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur ini menjelaskan, jika benar bangunan yang ditemukan kali ini merupakan dinding penahan tanah, maka kemungkinan besar kawasan ini dulunya merupakan kawasan permukiman elit.

Kemungkinan lainnya, kata Wicaksono, di kawasan situs kumitir yang kini sedang diekskavasi tersebut, terdapat candi atau tempat pemujaan.

"Bagian dalam bisa diduga merupakan kompleks candi atau pemukiman elit. Tapi kepastiannya kita tunggu sampai selesainya ekskavasi," ujar dia.

Baca juga: Penggalian di Lokasi Situs Peninggalan Majapahit, Ditemukan Struktur Lain

Berdasarkan dimensi ukuran bata, situs di Desa Kumitir merupakan bangunan era majapahit.

Hal itu didasarkan pada ukuran bata yang memiliki panjang 35 sentimeter, lebar 22,5 sentimeter dan ketebalannya 7 sentimeter.

Wicaksono menambahkan, ekskavasi situs kumitir oleh Direktorat PCBM Dirjen Kebudayaan RI, akan berlangsung hingga 30 Oktober.

"Target kami, pada tahap ini bisa menampakkan 100 meter," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com