Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Masih Buruk, 500 Sekolah di Palembang Perpanjang Waktu Libur

Kompas.com - 16/10/2019, 16:20 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Kota Palembang memperpanjang waktu libur 500 sekolah dari tingkatan pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Perpanjangan waktu libur karena kondisi udara saat ini masih berada di level tidak sehat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sebelumnya, 500 sekolah itu diliburkan sejak Senin (14/10/2019) sampai hari ini, Rabu (16/10/2019).

Baca juga: Viral Foto 2 Bule Lecehkan Tempat Suci di Bali

Namun, karena kualitas udara belum normal, sekolah kembali diliburkan hingga Jumat (18/10/2019).

Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan Kota Palembang Herman Wijaya mengatakan, keputusan penambahan waktu libur itu berdasarkan surat keputusan (SK) dari Wali Kota.

Pertimbangan itu dikeluarkan, untuk mengantisipasi pencemaran infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bagi anak-anak.

"Mungkin bagi kita orang dewasa tidak apa-apa. Tapi mereka, untuk anak kecil sudah batuk-batuk. Kita memikirkan itu. Anak kecil rentan terkena penyakit, apalagi asap seperti ini," kata Herman, Rabu.

Pertimbangan meliburkan sekolah ini juga berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyatakan udara sedang tidak sehat.

Baca juga: Pengakuan Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Hotel di Karawang

Herman menjelaskan, selain meliburkan 500 sekolah, jam kerja para guru dimundurkan tergantung dengan kondisi udara terkini.

"Jam kerjanya sampai jam 15.00 WIB, kita percepat,"ujar Herman.

Untuk mengejar ketertinggalan jam pelajaran, Herman mengatakan, para guru di sekolah memiliki masing-masing cara agar bisa mengejar kurikulum yang tertinggal.

Misalnya memberikan tugas di rumah dan lain sebagainya.

"Ini faktor alam, sama dengan kejadian bencana alam. Kualitas udara sudah berbahaya. Kita tidak bisa memaksakan, karena berbahaya untuk kesehatan,"kata Herman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com