Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Sumut Sebut Penusuk Wiranto Terpapar Radikalisme Saat di Jawa

Kompas.com - 11/10/2019, 19:33 WIB
Dewantoro,
Khairina

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andriyanto menyebut bahwa SA (51) terpapar radikalisme saat merantau ke Jawa.

Sementara itu, polisi tidak menemukan indikasi keterkaitan keluarganya dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)

Hal tersebut diungkapkan Kapolda Sumut saat diwawancara di Mapolda, Jumat (11/10/2019) siang.

Baca juga: Prabowo: 9 Dokter Senior TNI Tangani Wiranto, Tak Ada Rekayasa

Dikatakannya, polisi telah meminta keterangan pihak keluarga pelaku penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto, Kamis kemarin.

Sejak siang hingga malam polisi berada rumah kakak ipar SA alias Abu Rara, Trisna, di Jalan Alfaka 5, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli.

Polisi tidak menemukan tanda-tanda keterkaitan antara keluarga SA dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD), jaringan yang diklaim polisi sebagai pemapar paham radikal kepada SA dan istrinya, FA.

“Kemungkinan, pelaku terpapar paham radikal pada saat merantau ke Jawa,” kata Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto, Jumat (11/10/2019).

Baca juga: Menhan: Wiranto Ingin Bercerita, tetapi Saya Bilang Istirahat Dulu

Menurutnya, sejak 2017 SA telah pindah dari rumahnya di Jalan Alfaka 6. Rumahnya memang tergusur karena proyek jalan tol, dan mereka telah menerima ganti rugi. Syahrial juga diketahui pernah tinggal bersama kakaknya.

Agus mengatakan, pihaknya tidak bisa mengelak bahwa yang bersangkutan merupakan warga Medan, tetapi sudah dua tahun lebih tidak lagi tinggal di Medan.

“Itulah yang membuat yang bersangkutan terpapar paham radikal,” ungkapnya.

Dia juga menegaskan, kasus yang menimpa SA itu jangan sampai mengusik keluarga pelaku yang ada di Medan. Sebab, keluarganya sejauh ini tak memiliki keterkaitan dengan aksi ataupun jaringan SA.

“Janganlah orang yang enggak salah diperiksa. Jangan sampai tindakan kepolisian meresahkan masyarakat. Yang tidak salah jangan dicari,” katanya.

Dia menambahkan, kedatangan petugas polisi ke rumah kakak ipar SA itu hanya sebagai respons terhadap informasi yang beredar bahwa SA merupakan warga Medan.

“Kakaknya, kalau kita lihat, tidak ada keterkaitan dengan jaringan ini,” katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com