Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Sumedang Korban Kerusuhan Wamena, Berharap Papua Kembali Damai

Kompas.com - 10/10/2019, 12:54 WIB
Aam Aminullah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Rona bahagia terpancar di wajah Ridwansyah, Faedah, dan anaknya Enji Algifari (3), setibanya di Gedung Negara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (9/10/2019) pukul 23.00 WIB.

Keluarga kecil asal Lingkungan Babakan Cikamuning, Desa Mekarrahayu, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, ini merupakan tiga di antara 8 warga Sumedang yang harus kembali ke daerah asalnya pasca-kerusuhan terjadi di Wamena, Papua.

Kedatangan keluarga Ridwansyah beserta 5 warga Sumedang lainnya ini pun disambut hangat Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan bersama jajaran Pemkab Sumedang lainnya di Gedung Negara.

Ridwan mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Wamena beberapa waktu lalu di luar perkiraannya.

Baca juga: Posko Pengungsian Wamena Ditutup, 601 Warga Asal Sumbar Sampai di Kampung Halaman

Sebab, sejak 7 tahun yang lalu menginjakkan kaki di tanah Papua, hidup rukun di tengah perbedaan suku, ras, dan agama.

Namun, kata Ridwan, peristiwa kerusuhan pecah begitu saja tanpa bisa dihindari. Kekacauan, pembakaran rumah, kios, penjarahan, terjadi di mana-mana.

"Sulit dijelaskan, kerusuhan di mana-mana, kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menyelamatkan diri sendiri. Yang penting nyawa kami selamat, kami sembunyi dan harus menahan lapar selama beberapa hari di tempat persembunyian. Yang rumahnya tidak dibakar sembunyi di atap rumah," ujar Ridwan, kepada Kompas.com, usai dijamu Pemkab Sumedang di Gedung Negara, Kamis (10/10/2019) dini hari.

Ridwan menuturkan, setelah selama beberapa hari sembunyi akhirnya ia bersama keluarganya dan kerabat lainnya asal Sumedang dievakuasi aparat keamanan TNI/Polri Wamena.

Ridwan yang bekerja sebagai karyawan proyek di salah satu perusahaan di Wamena ini mengaku tidak begitu tahu masalah yang membuat Wamena begitu mencekam.

Ridwan menyebutkan, ia bersama sang istri telah 7 tahun tinggal di Distrik Yalimo, sedangkan istrinya membuka kios di wilayah Wamena kota.

Kabarnya, kata Ridwan, kerusuhan yang terjadi di Wamena ini, dipicu menyebarnya informasi hoaks yang menyulut warga Wamena sehingga terjadi kerusuhan di mana-mana.

"Setelah sembunyi beberapa hari tanpa makan, kami akhirnya dievakuasi aparat TNI/Polri di sana. Alhamdulillah, semua yang asal Sumedang selamat tanpa terluka. Hanya tidak satu barang berharga pun di rumah kontrakan kami yang dapat kami selamatkan," tutur dia.

Kini, setelah kembali ke Sumedang, Ridwan mengaku bahagia karena dapat berkumpul kembali dengan keluarga besarnya di Sumedang.

Ridwan mengaku, saat di Yalimo, yang ia risaukan adalah istri dan anaknya yang masih berumur 3 tahun.

"Tapi, alhamdulillah semuanya selamat dan sekarang saya bahagia bisa kembali ke Sumedang," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com