MALANG, KOMPAS.com – Suasana di Kantin CL, Kamis (12/9/2019), terlihat ramai. Kursi dan meja yang tersedia di kantin itu dipenuhi oleh mahasiswa.
Kantin CL merupakan tempat yang tidak asing lagi bagi mahasiswa Universitas Brawijaya (UB).
Kantin itu menjadi rujukan mahasiwa untuk makan atau hanya sekadar nongkrong sambil menikmati menu yang ada di kantin tersebut.
Ada yang sekadar makan terus pergi. Ada yang nongkrong sambil membicarakan studi mereka.
Terdapat 27 stan di kantin itu. Masing-masing stan menjual menu yang berbeda.
Hal ini supaya mahasiswa bebas memilih makanan yang disukainya.
Baca juga: Peran NU Rekatkan Persatuan dan Pembangunan Nasional dalam Kajian Akademisi Universitas Brawijaya
“Bermacam-macam menu. Kami rahkan ke menu-menu nusantara,” kata Plt General Manajer UB Kantin, Ali Budianto.
Penjual di kantin tersebut merupakan warga sekitar. Hanya ada beberapa warung makanan bermerek yang diperbolehkan menempati stan itu.
Seperti warung makan Cak Pier yang ada di antara deretan stan di kantin tersebut.
Supaya persaingan antar stan sehat, pengelola menerapkan kasir tunggal. Setiap mahasiswa yang membeli makanan atau minuman di kantin itu harus membayar ke kasir kantin.
“Dulu pesan bayarnya di tempat. Sekarang sudah tersentral bayarnya. Kasirnya tersentral,” kata dia.
Kantin itu buka setiap hari dari pukul 6.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Asal usul nama kantin
Ali mengatakan, Kantin CL ada yang sekarang merupakan pengembangan dari kantin yang sudah ada sebelumnya.
Kantin yang semula hanya satu lantai, direnovasi menjadi dua latai seperti yang ada saat ini.