AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Maluku memastikan akan memperpanjang waktu tanggap darurat bencana untuk penangan pengungsi korban bencana gempa di Maluku.
Waktu tanggap darurat bencana gempa di Maluku akan selesai pada Rabu (9/10/2019).
“Jadi, kami tanggap darurat ini sampai tanggap 9 besok lusa, tapi melihat kondisi pengungsi yang masih banyak ini kami tambah lagi,” kata Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Kasrul Selang, kepada wartawan di posko satgas penanggulangan bencana gempa Maluku, Sabtu (5/10/2019).
Baca juga: Wali Kota Ambon Tetapkan Masa Tanggap Darurat Bencana Gempa Selama 14 Hari
Kasrul mengatakan, alasan pemerintah memperpanjang masa tanggap darurat bencana dilakukan karena masih ada banyak pengungsi korban gempa yang belum tertangani seluruhnya.
“Melihat kondisi pengungsi yang masih banyak ini, jadi masa tanggap darurat ditambah seminggu atau dua minggu lagi,” kata dia.
Dia mengakui, jumlah pengungsi yang masih banyak bertahan di hutan-hutan salah satu penyebabnya karena terpengaruh dengan berita hoaks mengenai tsunami.
“Ada berita hoaks, pengungsi makin naik lagi. Jadi kalau malam mereka ke ketinggian di hutan. Banyak yang di hutan mungkin salah satu indikatornya karena itu hoaks,” ujar dia.
Baca juga: BPBD: Hoaks Tsunami Picu Bertambahnya Jumlah Pengungsi Gempa Maluku
Sebelumnya diberitakan, gempa 6,8 magnitudo mengguncang Pulau Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat pada Kamis (26/9/2019).
Gempa itu menyebabkan 38 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka.
Gempa juga menyebabkan rumah warga, sekolah, rumah ibadah, perkantoran dan fasilitas publik lainnya rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.