Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pakan Konsentrat Sapi Terus Naik, Kondisi Peternak Mulai Memprihatinkan

Kompas.com - 04/10/2019, 18:05 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Peternak sapi perah mengeluhkan harga konsentrat yang terus naik. Setiap tiga bulan sekali, harga pakan konsentrat naik kisaran Rp 200-300 per kilogram. Padahal, harga susu naik terakhir kali pada 2017.

Ketua Koperasi Andini Luhur Desa Jetak, Getasan, Kabupaten Semarang, Agus Warsito mengatakan saat ini kondisi peternak terhitung memprihatikan. Kondisi ini diperparah dengan kemarau panjang.

"Air untuk kebutuhan sehari-hari saja sulit, sekarang ditambah untuk sapi. Peternak harus ngangsu atau beli air," katanya, Jumat (4/10/2019).

Agus mengungkapkan, harga jual susu di tingkatan peternak berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000. Sementara konsentrat kualitas bagus, per kilogram Rp 3.600.

Baca juga: Daripada Jadi TKI di Malaysia, Lebih Baik Jadi Peternak Sapi

"Untuk satu liter susu membutuhkan dua kilo konsentrat. Tentu kalau hitungan profesional tidak menutup biaya operasional," paparnya.

Menurutnya, harga susu idealnya minimal Rp 7.000 per liter.

Peternak yang bergabung di Andini Luhur, lanjutnya, berjumlah sekitar 2.000 orang. Setiap perternak menyetorkan susu 10 sampai 20 liter per hari.

"Susu yang masuk di koperasi per hari minimal 22 ribu liter," ungkap Agus.

Baca juga: Peternak Sapi Perah di Bandung Bangun Desa Susu

 

Bertahan meski kondisi dilematis

Para peternak tersebut masih bertahan meski kondiisnya dilematis. Menurut Agus, kebanyakan peternak saat ini telah berusia lanjut.

Sementara para pemuda, enggan meneruskan usaha orangtuanya karena dianggap tak lagi menguntungkan.

Mereka memilih bekerja di pabrik atau menjadi driver ojek online.

"Peternak yang ada saat ini sifatnya sambilan. Sehingga mereka masih bertahan. Karena kalau profesional pasti tidak akan mampu," kata Agus.

Karena sambilan, maka peternak sapi perah tersebut memiliki pekerjaan utama. Selain itu, mereka juga tak menghitung biaya rumput, tenaga, lahan, listrik.

"Dengan begitu, yang dihitung hanya konsentrat saja. Selama masih ada selisih modal dengan harga jual susu, maka sudah dianggap untung," jelasnya.

Baca juga: Tradisi Meugang Jelang Lebaran, Masa Peternak Sapi Aceh Bersuka Cita

Politik dumping impor susu

Namun, dengan kondisi tersebut peternak tidak bisa melakukan pengembangan investasi. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com