Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascagempa Ambon, 821 Lindu Susulan hingga Pemprov Maluku Akan Bangun Huntara

Kompas.com - 03/10/2019, 05:30 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Pada Kamis (26/9/2019) sekitar pukul 08.46 WIT, gempa 6,8 magnitudo menguncang Pulau Ambon dan Kabupten Seram Bagian Barat. Namun, gempa susulan hingga saat ini masih terus dirasakan warga.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon mencatat, hingga Selasa (1/10/2019) malam gempa susulan masih mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya mencapai 821 kali.

Banyaknya gempa susulan yang terus terjadi setiap hari membuat warga tidak hanya panik dan berhemburan dari rumah-rumah saat gempa terjadi, tapi mereka juga mengalami mual dan muntah-muntah.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku akan membangun hunian sementara bagi ribuan pengungsi gempa bumi yang saat ini masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian yang tersebar di Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat.

Berikut ini fakta baru selengkapnya pascagempa Ambon:

1. Terjadi 821 gempa susulan

Ilustrasi gempaShutterstock Ilustrasi gempa

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin mengatakan, hingga Selasa malam pihaknya mencatat terjadi gempa susulan yang menguncang Pulau Ambon dan sekitarnya sebanyak 821 kali.

Dari jumlah gempa susulan yang terjadi, sebanyak 90 kali gempa dirasakan warga di Pulau Ambon dan sekitarnya termasuk di Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat dan sekitarnya.

“Sampai malam ini sudah 821 gempa susulan, 90 di antaranya dirasakan getarannya,” katanya, Selasa.

Baca juga: Gempa Susulan Guncang Maluku, Warga: Setiap Hari Kita Rasakan Mabuk Laut

2. Gempa susulan, warga panik, mual dan muntah-muntah

Ilustrasi gempa bumi.AFP Ilustrasi gempa bumi.

Umar Said, salah seorang warga Kota Ambon mengaku, gempa susulan yang terus dirasakan membuatnya pusing dan ingin mual.

"Semua orang merasakan itu, bukan saya sendiri,” katanya.

Hal senada dikatakan Abu Tamange, banyaknya gempa susulan yang terus terjadi setiap hari membuat warga tidak hanya panik dan berhemburan dari rumah-rumah saat gempa terjadi tapi mereka juga mengalami mual dan muntah-muntah.

“Kita di sini seperti merasakan mabuk kapal setiap hari. Anak-anak saya muntah-muntah dan saya sendiri mual terus,” katanya.

Dia mengaku, hampir setiap jam gempa susulan terus dirasakan getarannya oleh warga di wilayah tersebut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com