KOMPAS.com - Kasus meninggalnya Aga Trias Tahta (19), mahasiswa Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung (Unila) saat mengikuti diksar UKM pencinta alam Cakrawala di Padang Cermin, Kabupaten Pesawan, Minggu (29/9/2019), hingga kini masih diselidiki polisi.
Kapolres Pesawaran AKBP Popon AS mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus meninggalnya mahasiswa tersebut.
Dikatakannya, dari hasil identifikasi sementara yang dilakukan pihaknya, diketahui kondisi jenazah mengalami luka lebam. Ada dua jenis lebam, yaitu lebam mayat dan lebam yang diduga hasil kekerasan.
Masih dikatakan Popon, selain mengakibatkan satu peserta meninggal dunia, juga membuat dua peserta lain mendapat perawatan intesif di rumah sakit.
Berikut ini fakta terbaru selengkapnya:
Popon mengatakan, pihaknya terus melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Aga saat mengikuti diksar UKM pencinta alam Cakrawala di Padang Cermin, Minggu lalu.
Dari hasil identifikasi sementara yang dilakukan pihaknya, kata Popo, diketahui korban mengalami luka lebam. Ada dua jenis lebam, yaitu lebam mayat dan lebam yang diduga hasil kekerasan.
“Itu masih dugaan, kami masih menunggu hasil visum. Kami akan mendalami kasus ini,” katanya saat dihubungi, Senin (30/9/2019) malam.
Baca juga: Identifikasi Sementara, Ada Lebam di Tubuh Mahasiswa yang Tewas Saat Diksar Mapala
Popon mengatakan, selain mengakibatkan satu peserta meninggal dunia, Aga, diksar yang diadakan di Desa Cikoak, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, itu juga membuat dua peserta lain mendapat perawatan intesif di rumah sakit.
Kedua peserta yang dirawat ialah Muhammad Aldi Darmawan (18) dan Fans Salsa Romando (19).
Aldi dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung, sedangkan Frans dirawat di RS Bintang Amin, Bandar Lampung.
“Dugaannya hampir sama dengan yang dialami almarhum. Rencananya Kasatreskrim akan investigasi lebih lanjut lagi untuk mengumpulkan barang bukti,” katanya Senin.
Baca juga: Selain 1 Peserta Tewas, Diksar Mapala Juga Membuat 2 Peserta Dirawat di RS