Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Tenda, Korban Gempa Ambon Mengungsi di Hutan dan Perbukitan

Kompas.com - 26/09/2019, 20:39 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Ribuan warga di Pulau Ambon memilih mengungsi ke hutan dan sejumlah perbukitan di desa-desa mereka pascagempa berkekuatan 6,8 magnitudo yang mengguncang wilayah tersebut, Kamis (26/9/2019).

Warga memilih meninggalkan rumah-rumah mereka dan bertahan di lokasi pengungsian meski tanpa perbekalan dan juga tenda.

Hingga Kamis malam, gelombang pengungsian masih terus berlangsung di Kota Ambon dan sekitarnya.

"Kami belum mendapat tenda dari manapun, tapi tidak apa-apa yang penting kami aman di sini," kata Muhamad Lestaluhu, salah satu warga Tulehu, Pulau Ambon, kepada Kompas.com via WhatsApp, Kamis.

Baca juga: Ini Data Kerusakan Bangunan akibat Gempa 6,8 Magnitudo di Ambon

Adapun di Kota Ambon sendiri lokasi pengungsian tersebar di sejumlah kawasan, seperti di Lapangan Galunggung, Batu Merah, kawasan Kebun Cengkih, Karang Panjang, Mangga Dua, tepatnya di perumahan Dinas Gubernur Maluku dan sejumlah lokasi lainnya.

Menurut warga, mereka masih takut untuk kembali ke rumahnya karena hingga saat ini getaran gempa susulan masih terus dirasakan.

"Kami di lapangan terbuka saja, di sini jauh lebih aman," kata Frangki, warga lainnya.

Saat ini, tim dari BPBD Provinsi Maluku, BPBD Kota Ambon, BMKG dan instansi terkait lainnya masih terus melakukan upaya penanganan terhadap para pengungsi.

"Semua tim masih terus melakukan upaya penanggulangan," kata Kepala BPBD Maluku, Farida Salampessy.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyebut, pengungsi kurang lebih 2.000 jiwa.

Baca juga: 20 Orang Tewas akibat Gempa 6,8 Magnitudo di Ambon

Adapun kebutuhan mendesak yakni terpal/tenda pengungsi, makanan bayi, makanan dan minuman bagi pengungsi.

Kemudian, obat-obatan, pampers untuk bayi, pembalut untuk wanita, air mineral, makanan instan, selimut, matras.

Kemudian, tikar, alat penerang (lampu atau senter), tandom air dan MCK dan trauma healing untuk anak, bayi dan remaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com