Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Demo Mahasiswa di Palembang Berjumlah 49 Orang, Walhi Buka Posko Pengaduan

Kompas.com - 25/09/2019, 17:59 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan mencatat, ada 49 orang yang menjadi korban kerusuhan dalam aksi demo mahasiswa di Jalan Pom IX Palembang, pada Selasa (24/9/2019).

Demo mahasiswa tersebut terkait pembatalan Undang-Undang KPK yang baru disahkan, Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan sejumlah RUU yang dianggap mengandung kontroversi.

Direktur Eksekutif Walhi Sumsel Hairul Sobri mengatakan, 49 korban kerusuhan tersebut menjalani perawatan di tiga rumah sakit di Palembang, yakni 28 orang di RS RK Charitas, delapan orang di RS AK Ghani dan 13 orang di RS Muhammaddiyah.

Baca juga: Viral Video Polisi Pakai Sepatu Masuk Masjid dan Pukuli Mahasiswa, Ini Klarifikasinya

Para korban tersebut, semuanya mengalami luka fisik.

Bahkan, sebagian mengalami pecah kepala serta tangan dan kaki patah akibat terlibat kericuhan tersebut.

"Ribuan mahasiswa yang aksi kemarin membawa 13 tuntutan kepentingan rakyat. Namun, aksi damai ini tercoreng dengan adanya ricuh tindakan represif dari polisi. Dampaknya, ada 49 orang yang menjadi korban berdasarkan catatan kami,"kata Hairul, Rabu (25/9/2019).

Hairul mengatakan, dengan banyaknya korban berjatuhan, Walhi bersama jaringan advokat dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang membuka Posko pengaduan bagi korban kekerasan pada aksi demo pada 24 September 2019 kemarin.

Posko ini dibuat sebagai bentuk pendampingan hukum bagi mahasiswa atau masyarakat yang menjadi korban kekerasan pada aksi demo kemarin.

"Posko ini telah dibuka sejak malam kemarin, kita imbau bagi kawan-kawan dari mahasiswa atau jurnalis yang jika menjadi korban kerusuhan kemarin untuk melapor ke Posko ini,"ujar Hairul.

Diberitakan sebelumnya, aksi demo yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan, berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019).

Pantuan Kompas.com, kericuhan itu bermula ketika mobil komando dari mahasiswa ingin merangsek masuk ke depan pintu pagar Gedung DPRD Provinsi Sumsel.

Namun, permintaan itu ditolak polisi.

Massa yang semakin memanas langsung melempari polisi dengan batu serta kayu.

Petugas pun akhirnya menembakkan gas air mata, serta tembakan dari mobil water cannon untuk mengurai massa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com