JAYAPURA, KOMPAS.com - Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Senin (23/9/2019), mengakibatkan kerugian material yang belum dapat ditaksir nominalnya.
Kerugian tersebut dikarenakan massa melakukan perusakan dan pembakaran terhadap bangunan dan kendaraan bermotor.
"Total yang dibakar adalah 5 perkantoran, 80 mobil, 30 motor dan 150 ruko," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, di Jayapura, Rabu (25/9/2019).
Baca juga: 9 Warga Pesisir Selatan Tewas di Wamena, Gubernur Sumbar Imbau Masyarakat Tenang
Hingga kini, terang Kamal, aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan pembersihan terhadap puing-puing bangunan yang hangus terbakar.
Diyakini, masih ada korban yang saat kejadian terperangkap di dalam rumah atau tokonya.
Hingga Selasa (24/9/2019) malam, total 28 jenazah telah ditemukan dan 70 orang luka-luka.
Selain itu, sekitar 5.000 warga mengungsi di 4 titik pengungsian.
Baca juga: Pascakerusuhan, Sebagian Besar Wilayah Wamena Gelap Gulita
Diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Sementara Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar (hoaks).
Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.