Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Gibran Maju Pilkada 2020 dari DPC PDI-P Surakarta Tertutup, Ini Alasannya

Kompas.com - 25/09/2019, 08:20 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Peluang putra sulung Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka untuk maju di bursa Pilkada Surakarta 2020 melalui DPC PDIP Kota Surakarta sudah tertutup.

Hal tersebut merujuk pada Peraturan Partai No 24 Tahun 2017. Peraturan itu mengamanatkan melalui Pasal 9, 10 dan 11 bahwa DPC yang memperoleh suara pileg mencapai di atas 25 persen, maka menggunakan sistem atau mekanisme rekrutmen dan seleksi penjaringan tertutup.

Ketua Tim Seleksi dan Rekrutmen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota DPC PDIP Kota Surakarta Putut Gunawan mengatakan, sistem penjaringan tertutup tidak ada pendaftaran.

Baca juga: Berawal dari Survei, Gibran Rakabuming Mantap Gabung PDI-P dan Maju Pilkada Solo

Dari hasil penjaringan tertutup tersebut muncul nama Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota di Pilkada 2020.

"Kenapa lalu Pak Pur yang datang. Itu karena Pak Pur diundang. Karena lolos seleksi tertutup kemudian diundang untuk menerima formulir penugasan," katanya di Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/9/2019).

Dia menjelaskan mekanisme penjaringan tertutup adalah menjaring aspirasi dari jajaran partai paling bawah, yaitu pengurus di tingkat RW atau anak ranting, ranting dan PAC.

"Di level itu nama Mas Gibran itu tidak muncul. Sama sekali tidak muncul," terang Putut.

Artinya, Purnomo dan Teguh merupakan bakal calon tunggal yang diusulkan DPC PDIP Kota Surakarta untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP maju di Pilkada 2020.

Putut menerangkan, Purnomo dan Teguh telah memenuhi standar kriteria yang ditetapkan oleh partai.

Standar kriteria itu antara lain loyalitas berpartai, visi misi dan ideologi yang sejalan dan memiliki pengalaman untuk menjamin keberlanjutan program-program pembangunan yang sudah ada di Solo.

"Karena semua didedikasikan untuk kepentingan masyarakat Solo. Jangan sampai kemudian program-program yang sekarang dinikmati masyarakat Solo tidak berlanjut," sambungnya.

Dia juga mengatakan dukungan ligitimasi politik penting dalam sistem penjaringan tertutup. Karena dengan pemilihan langsung ligitimasi awal dukungan politik dari masyarakat dalam hal ini diwakili pengurus partai di tingkat RW, kelurahan, dan kecamatan menjadi sangat penting.

"Nanti seperti apa kelanjutannya arahan dari DPP dan DPD kita tunggu. Apa ada arahan atau perubahan kita tunggu," tambahnya.

Baca juga: 4 Fakta Spanduk Gibran Muncul Jelang Pilkada Solo, Inisiatif Masyarakat hingga Dicopot Satpol PP

Formulir penugasan partai bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa telah dikirim ke DPD dan DPP, Senin (23/9/2019).

"Formulir penugasan Pak Purnomo dan Pak Teguh ke Jakarta (DPP) sudah diserahkan oleh Ketua DPC PDIP (FX Hadi Rudyatmo) Senin sore. Karena memang yang muncul dalam sistem penjaringan tertutup itu Pak Purnomo dan Pak Teguh," tandasnya.

Lebih lanjut, Putut menegaskan, kedatangan Gibran ke DPC PDIP Kota Surakarta setelah Purnomo dan Teguh mengembalikan berkas penugasan partai adalah untuk mendaftar menjadi anggota partai.

"Kedatangan Mas Gibran ke DPC itu memang untuk mengisi formulir keanggotan sebagai anggota partai. Sekali lagi saya tegaskan anggota partai. Anggota partai belum tentu kader," ungkapnya.

Menurutnya, anggota partai masih harus berkiprah untuk mendapatkan pengetahuan, mendapat pelatihan, sampai pada penilaian-penilaian dan evaluasi sampai dinyatakan lolos menjadi kader partai.

"Semua melalui itu. Ada tahapannya," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com