Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMK di Yogya Meninggal Dikeroyok, Polisi Amankan 4 orang

Kompas.com - 24/09/2019, 06:03 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Seorang pelajar SMK berinisial EH (17), warga Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah orang.

Dari hasil penyelidikan, polisi berhasil mengamankan empat orang tersangka.

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini mengatakan, kejadian berawal ketika korban memboncengkan temannya dengan mengendarai sepeda motor.

Baca juga: Ketika Dangdutan Berujung Pengeroyokan Kakak Adik hingga Tewas

Korban dan temannya saat itu dalam perjalanan pulang usai menyaksikan pertandingan futsal di daerah Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.

"Waktu pulang korban diikuti dari belakang," ujar Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Armaini, Senin (23/9/2019)

Korban dan temannya dikejar dan dihentikan di dekat sebuah swalayan daerah Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Saat itulah, korban dikeroyok oleh sejumlah orang.

Sementara, teman korban berhasil menyelamatkan diri.

Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka bacok di bagian perut dan meninggal dunia.

Polisi langsung melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Dari hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, polisi berhasil mengamankan tiga orang tersangka berinisial NMA, PSP dan LK.

"Ini kita baru saja amankan lagi pelaku utamanya. Jadi sampai sekarang empat orang tersangka," tegasnya.

Baca juga: Polisi Masih Buru 4 Tersangka Lain Terkait kasus Pengeroyokan Kakak Adik di Bekasi

Dijelaskannya, para tersangka ini memiliki peran berbeda-beda. Ada yang mengejar, memepet, mengambil kunci motor, memukul, memendang sampai dengan menikam korban dengan senjata tajam.

Menurutnya sampai saat ini pihaknya masih memburu beberapa orang yang terlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut. Mereka berasal dari beberapa sekolah di Yogyakarta.

"Untuk motifnya masih terus kita dalami. Ini berkaitan dengan kenakalan remaja, geng-geng an," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com