WAMENA, KOMPAS.com - Ribuan warga di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, mengungsi Markas Polres dan Kodim Jayawijaya pasca-kerusuhan, Senin (23/9/2019).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, setidaknya di kantor Polres Jayawijaya terdapat sekitar 3.000 pengungsi. Mereka mengungsi karena takut terjadi kerusuhan susulan.
Selain itu, sebagian dari mereka juga kehilangan rumah akibat dibakar massa. Sebelumnya, massa pengunjuk rasa membakar rumah-rumah yang berada di sepanjang Jalan Homhom dan Woma, Wamena.
Selain di kantor polisi, warga juga mengungsi di salah satu rumah anggota polisi. Ada sekitar 100 warga yang mengungsi ke rumah itu.
Salah satunya adalah Jenab Napitulu. Salah satu warga Wamena ini mengaku rumahnya habis dibakar. Ia dan keluarganya pun mengungsi ke rumah salah satu anggota polisi.
Baca juga: Ini Penyebab Kerusuhan di Wamena Papua, Berawal dari Kabar Hoaks di Sekolah
Saat ini, kata Jenab, warga yang mengungsi mulai kekurangan makanan karena toko bahan makanan tutup.
Mereka juga membutuhkan baju dan tenda untuk menginap.
Sementara kepolisian juga kekurangan bahan makanan dan kebutuhan lainnya untuk pengungsi.
"Kami berharap pemerintah ataupun pihak swasta membantu kami yang kekurangan makanan. Kami juga butuh baju karena yang kami bawa cuma baju di badan saja," kata Jenab.
Hal serupa disampaikan Paris, warga Wamena yang juga ikut mengungsi ke kantor Polres Wamena. Paris mengaku belum mengetahui nasib rumahnya saat ini.
"Kami berharap Wamena normal kembali dan rumah kami juga utuh," harapnya.
Sementara itu, pengungsi juga memadati markas Kodim di Wamena. Jumlahnya mencapai ribuan orang.
Kantor bupati dibakar massa
Sebelumnya diberitakan, kerusuhan pecah di Kota Wamena, Jayawijaya, Senin. Insiden itu dipicu kabar hoaks terkait ujaran rasial guru terhadap siswanya.
Dalam kerusuhan itu, rumah-rumah, supermarket dan kendaraan dibakar massa.
Baca juga: Kantor Bupati Jayawijaya Dibakar Massa dalam Kerusuhan di Wamena Papua