Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Makin Pekat Kepung Pekanbaru, Warga Mengungsi ke Jakarta dan Palembang

Kompas.com - 22/09/2019, 16:49 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (22/9/2019).

Bencana ini, membuat warga terpaksa mengungsi ke luar daerah.

Warga mengungsi, karena sudah tidak tahan lagi menghirup udara yang sudah masuk kategori berbahaya.

Hal itu diungkapkan, Peti (39), salah seorang warga yang ditemui Kompas.com di terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Minggu siang.

Baca juga: Akibat Kabut Asap, Penumpang Bandara Pekanbaru Pilih Pindah ke Bandara Padang

"Saya mengungsi dulu ke Jakarta, karena asap masih parah. Lagipula libur anak sekolah juga diperpanjang sampai 30 September 2019," ucap Peti.

Dia saat itu bersama seorang anaknya, sedang menunggu jadwal keberangkatan pesawat menuju Jakarta. Ibu dan anak ini juga tampak mengenakan masker.

Peti mengaku belum memastikan sampai kapan mengungsi ke Jakarta. Tapi, yang jelas, dia dan anaknya pergi ke ibu kota itu untuk mencari udara bersih.

"Suami juga ikut. Tapi gak lama di Jakarta, karena dia kerja. Kalau saya sama anak, mungkin sampai nunggu kondisi udara (di Pekanbaru) mulai membaik," kata warga Kecamatan Rumbai, Pekanbaru ini.

Baca juga: Cerita Bayi 8 Bulan Batuk dan Muntah Akibat Kabut Asap Riau, Diungsikan Orangtuanya ke Medan

Mengungsi ke Palembang

Warga lainnya yang meninggalkan Kota Pekanbaru karena kabut asap, Susan (52).

Warga Jalan Paus, Kecamatan Marpoyan Damai, ini mengaku mengungsi ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

"Kami sekeluarga mengungsi ke Palembang, naik pesawat Lion Air," sebut Susan saat diwawancarai Kompas.com di terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Minggu siang.

Dia belum memastikan sampai kapan mengungsi ke Palembang. Karena, saat ini kabut asap masih pekat dan udara berbahaya.

Akibat kabut asap, Susan dan keluarganya merasakan sesak napas dan batuk. Sehingga, dia dan keluarganya memutuskan untuk mengungsi.

Baca juga: Kabut Asap Pekat, Pendaratan 4 Pesawat di Bandara SSK II Pekanbaru Dialihkan

Penerbangan terganggu

Sementara itu, dari pantauan Kompas.com di terminal keberangkatan pesawat Bandara Internasional SSK II Pekanbaru, sejak pagi hingga siang cukup banyak penumpang pesawat yang sedang menunggu jadwal keberangkatan.

Pihak maskapai penerbangan terpaksa menunda sejumlah rute keberangkatan, sampai jarak pandang aman untuk penerbangan pesawat.

Sebagaimana diketahui, memasuki pekan kedua kabut asap menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru dan Riau umumnya. Kualitas udara sudah berada dilevel berbahaya.

Dampak kabut asap sudah banyak terhadap kesehatan. Warga mengeluhkan sesak napas, batuk, iritasi mata, pusing dan muntah-muntah.

Semenatar Tim Satgas Karhutla Riau hingga kini juga terus berupaya memadamkan api.

Namun, asap di Pekanbaru tidak hanya akibat karhutla di Riau sendiri, tetapi asap kiriman dari karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).

Baca juga: Karhutla Kembali Terjadi, Pemerintah Diminta Patuhi Putusan MA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com