Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Foto Orangutan yang Terluka di Kebun Warga, Dibius hingga Dirawat di Pusat Karantina

Kompas.com - 21/09/2019, 11:38 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Foto orangutan dengan luka di kepala viral di media sosial. Foto tersebut pertama kali diunggah di akun Instagram @orangutaninformationcentre.

Akun tersebut menautkannya pada akun Instagram @jokowi dan @siti.nurbayabakar serta @orangutan_tapanuli.

Foto tersebut kemudian diunggah ulang oleh akun Instagram @jakartaanimalaidnetwork pada Jumat (20/9/2019).

Hingga Sabtu (21/9/2019) siang, unggahan tersebut direspons oleh 4.015 warganet.

Baca juga: Viral, Foto Orangutan Tapanuli Terluka Saat Nyasar di Ladang Buah Warga

 

Diperkirakan berumur 30 tahun

Dalam keterangan foto dijelaskan bahwa orangutan tersebut diperkirakan berumur 30 tahun. Ditemukan luka di bagian wajah dan punggung, diduga akibat benda tajam.

Orangutan tapanuli tersebut diselamatkan oleh tim yang terdiri dari BBKSDA Sumut dan OIC, dari perkebunan masyarakat yang berbatasan dengan Ekosistem Batang Toru di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Wilayah tersebut adalah wilayah perladangan masyarakat yang berpotensi sebagai koridor yang menghubungkan dua blok hutan.

Dijelaskan bahwa kondisi orangutan sangat kurus serta mengalami masa kritis. Saat ini orangutan tersebut telah mendapatkan perawatan medis.

Baca juga: Kisah Bara dan Arang, Orangutan di Atas Pohon di Lahan Terbakar

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

#Repost @orangutaninformationcentre with @get_repost ??? BREAKING NEWS: A male Tapanuli orangutan was today rescued by a rescue team consisting of North Sumatra BKSDA and the Orangutan Information Centre from farmlands next to the Batang Toru ecosystem in Aek Batang Payah village, Sipirok Sub District, South Tapanuli. The orangutan, estimated 30 years old, was malnourished and severely injured, with machete wounds to his face and back - he is now receiving urgent medical treatment but is in critical condition. He was found in a corridor of farmland between two forest blocks - an area which has been identified by conservationists as crucial to the survival of the species - the rarest great ape in the world. Together with the North Sumatra BKSDA, we will continue to work in Batang Toru landscape to ensure the protection of this most threatened great ape species in the world from any possible threats. Please stay tune to get further updates on this rescued Tapanuli orangutan. Satu individu orangutan Tapanulj jantan pada hari ini diselamatkan oleh tim yang terdiri dari BBKSDA Sumut dan OIC, dari perkebunan masyarakat yang berbatasan dengan Ekosistem Batang Toru di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Orangutan ini diperkirakan berumur 30 tahun, sangat kurus dan mengalami luka parah akibat benda tajam di wajah dan punggung. Sekarang orangutan mengalami kondisi kritis dan mendapatkan perawatan medis. Orangutan tersebut ditemukan di wilayah perladangan masyarakat yang berpotensi sebagai koridor yang menghubungkan dua blok hutan - areal yang diidentifikasi sangat penting bagi keberlanjutan spesies sangat langka ini. Bersama-sama dengan BBKSDA Sumatera, kami akan terus bekerja di lansekap Batang Toru untuk melindungi spesies kera besar paling terancam punah ini dari semua ancaman. #tapanuliorangutan #orangutan #SOS @jokowi @siti.nurbayabakar @orangutan_tapanuli

A post shared by Otherwise Known as JAAN (@jakartaanimalaidnetwork) on Sep 19, 2019 at 5:53pm PDT

Baca juga: Nasib Malang Poni dan Pandi, Orangutan Sumatera Penderita Malnutrisi dan Anemia

 

Ditembak bius

Dua orang dari tim OIC mengevakuasi orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Orangutan ini ditemukan dengan kondisi luka-luka di sejumlah luka di tubuhnya dan saat ini dirawat di Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Deli Serdang.Istimewa Dua orang dari tim OIC mengevakuasi orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Orangutan ini ditemukan dengan kondisi luka-luka di sejumlah luka di tubuhnya dan saat ini dirawat di Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Deli Serdang.
Camat Sipirok Sarbin Hasibuan membenarkan penemuan orangutan di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Ia menyebut orangutan tersebut telah dibawa ke Medan.

"Begini, sifat orangutan ini, kalau tak dihalau, dia enggak mau lari atau keluar dari pokok (pohon) durian, kalau musim durian. Jadi kami tembak bius terus ke Medan, karena orangutan itu kan masih di atas pohon. Begitu katanya," ujar Sarbin, Jumat (20/9/2019).

Menurutnya, di tempat ditemukannya orangutan tersebut banyak kebun durian milik masyarakat.

"Kasus seperti ini baru ini saya dengar. Ini tadi saya hubungi BKSDA. Kadesnya belum. Lagi rapat," kata Sarbin.

Baca juga: Populasi Orangutan di Kalbar Kritis, Ini Penyebabnya

 

Dirawat di pusat karantina

Dua orang staff OIC sedang mengevakuasi orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Orangutan ini ditemukan dengan kondisi luka-luka di sejumlah luka di tubuhnya dan saat ini dirawat di Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Deli Serdang.Istimewa Dua orang staff OIC sedang mengevakuasi orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Orangutan ini ditemukan dengan kondisi luka-luka di sejumlah luka di tubuhnya dan saat ini dirawat di Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Deli Serdang.
Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi mengatakan orangutan tersebut telah dievakuasi dari Sipirok ke Pusat Karantina dan Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin.

Pusat karantina itu dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan BBKSDA Sumut dalam Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP).

Ia tidak merinci luka yang dialami orangutan tersebut dan hanya menyebut ada luka di bagian pelipis.

"Kemungkinan orangtutan tapanuli karena terdapat dari daerah sana, dari ekosistem Batang Toru," kata Hotmauli.

Menurut Hotmauli, ada dugaan orangutan itu turun ke kebun untuk mencari makan. Lalu kemungkinan ada petani yang kesal karena durian tidak bisa dipanen sehingga melukai orangutan tersebut.

Baca juga: Penembak Orangutan Hope Hanya Dihukum Wajib Azan, Ini Penjelasan BKSDA

SUMBER: KOMPAS.com (Dewantoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com