Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Relawan Padamkan Api di Palangkaraya: Hentikan Api yang Hancurkan 'Rumahnya', Pulau Kalimantan

Kompas.com - 21/09/2019, 09:09 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Keringat mengucur pada wajah pemadam kebakaran, relawan, hingga warga awam yang bahu-membahu memadamkan api pada lahan gambut di sekitar rumah warga di di perbatasan Palangkaraya dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Rabu (19/9/2019).

Pada hari itu, parit yang dibuat di sekeliling lahan gambut yang terbakar - yang seharusnya dipenuhi air untuk mencegah perambatan api - sudah mengering.

Akibatnya, petugas harus mencari sumur terdekat dan sumber air lainnya, lalu mengangkutnya bolak-balik ke titik api.

Baca juga: Panjang Sekat Penahan Api di Lahan Gambut Capai 3250 Meter

Sekali jalan, mereka hanya bisa mengangkut 1.000 liter air dalam tangki yang dibawa di belakang mobil pikap, yang kemudian habis hanya dalam waktu 10 menit.

"Kesulitan kami yang terutama adalah sumber air. Jadi karena ini musim kemarau, Palangkaraya ini kering, sama sekali kering," tutur Zulkarnaen, Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Palangkaraya, kepada BBC News Indonesia.

Selain kelangkaan sumber air, sifat alami gambut kering yang mudah terbakar dan 'menyimpan' bara di dalam rongga tanah, membuat pemadaman api memakan waktu yang lebih lama. Setiap titik setidaknya memerlukan waktu satu jam.

"Harus dipastikan, apinya mati di permukaan juga di dalam," kata Zulkarnaen.

Baca juga: Kisah Warga Palangkaraya Bertahan Menghirup Asap, Tak Ada Biaya Mengungsi hingga Sesak Napas

 

'Bukan seperti tsunami'

Para pemadam api mengandalkan 1.000 liter air di belakang mobil pikap, yang kemudian habis hanya dalam waktu 10 menit. BBC News Indonesia Para pemadam api mengandalkan 1.000 liter air di belakang mobil pikap, yang kemudian habis hanya dalam waktu 10 menit.
Tagana Kota Palangkaraya - yang dipimpin Zulkarnaen - hanyalah satu dari ratusan tim yang terlibat pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah.

Selain mereka yang bergerak di bawah kementerian dan lembaga pemerintahan, sejumlah lembaga swadaya masyarakat pun ikut ambil bagian dalam penanganan karhutla. Youth Act Kalimantan salah satunya.

Andrean Perdana, mahasiswa tingkat akhir di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Palangkaraya, memimpin para relawan muda Youth Act untuk membantu upaya pemadaman api di lapangan.

Ia mengarahkan mereka untuk mengulur selang, menyalakan mesin pompa air, hingga memberikan dorongan semangat bagi anggota tim yang mulai kelelahan.

Baca juga: Bertambah, Kini 6 Perusahaan Jadi Tersangka Kebakaran Hutan dan Lahan

Baginya, bergumul dengan api serta asap kebakaran hutan dan lahan bukan hal asing.

"Dulu sudah sering ikut secara spontan pemadaman-pemadaman bersama warga di kampung dan teman-teman sekolah," ujar Andre, sapaan akrabnya.

Pemuda asli Dayak itu bercerita tentang pengalamannya memadamkan api di belakang sekolahnya dulu di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Api kerap muncul dari balik lahan gambut yang terletak dekat dari gedung sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com