Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Sungai Cileungsi Kotor Parah, Kang Emil Ambil Tindakan Tegas

Kompas.com - 20/09/2019, 17:41 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara tegas akan membentuk payung hukum bagi Satuan Tugas (Satgas) Sungai Cileungsi.

Bentuknya berupa Surat Keputusan (SK) Gubernur serta Memorandum of Understanding (MoU) dengan kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Hal tersebut dipicu hasil temuan Ombudsman Jakarta saat memantau kondisi Sungai Cileungsi pada Agustus 2019

Saat itu, sungai ditemukan dengan keadaan mengkhawatirkan. Airnya yang berwarna hitam dan berbusa, serta bau menyengat mengakibatkan ikan-ikan mati.

Baca juga: Kali Bekasi Menghitam, Diduga Imbas Pencemaran di Sungai Cileungsi

Bila merujuk hasil pantauan Ombudsman pada Februari lalu, ada 54 perusahaan yang melakukan tindak pencemaran di wilayah aliran Sungai Cileungsi.

Sebagai informasi, Sungai Cileungsi berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung–Cisadane yang dikoordinasi Pemerintah pusat.

Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar sendiri sudah mengantongi solusi untuk menangani sungai yang melewati wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi tersebut.

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (20/9/2019), Pemdaprov Jabar melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jabar pun telah menyusun rencana aksi penanganan pencemaran Sungai Cileungsi, baik untuk jangka pendek hingga panjang.

Baca juga: Viral, Video Diduga Sungai Citarum Tercemar hingga Berbusa, Apa yang Terjadi?

"Rencana aksi untuk sekarang jangka pendek dulu (ke) masalah yang menjadi penyebab langsung yakni industri. Akan ada personel yang terjun melihat suspect 54 (perusahaan) ini," kata Kepala DLH Provinsi Jabar Bambang Riyanto.

Agar rencana lebih terstruktur dan berhasil, Satgas Sungai Citarum dijadikan role model tunggal dalam upaya penanganan pencemaran Sungai Cileungsi.

Segala upaya tersebut dilakukan sebagai wujud komitmen Pemdaprov Jabar untuk meningkatkan kualitas air sungai bermanfaat bagi masyarakat luas.

Selama pelaksanaan, akan ada dua bidang DLH yang terlibat, yakni Bidang Penaatan Hukum dan Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

Baca juga: Miris, Sungai-sungai di Mojokerto Jadi Tempat Favorit Pembuangan Popok Bayi

Kedua bidang itu pun melibatkan operasi gabungan bersama Polda Jabar, Kodam III Siliwangi, Satpol PP Jabar, hingga Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH).

Mulai Oktober 2019, Satgas Sungai Cileungsi rencananya mulai melakukan penindakan pembersihan sungai serta restorasi dan naturalisasi sungai.

Kegiatan tersebut melibatkan para stakeholder termasuk Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten atau kota.

Selanjutnya pada Desember mendatang, rencana jangka pendek mulai diterapkan dengan memasang plasma nano bubble (pembersih air).

Baca juga: Ratusan Ban Bekas Penuhi Aliran Sungai Cipakancilan, Bogor

Kemudian pada April 2020, yang masuk ke dalam rencana jangka menengah, pemasangan alat telemetri online kualitas air akan dilakukan.

"Untuk jangka panjang yakni penghitungan daya dukung dan daya tampung sungai. Dimulai September 2020," pungkas Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com