Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tahan Terdampak Kabut Asap Riau, Warga Pilih Mengungsi ke Medan

Kompas.com - 19/09/2019, 12:03 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kamis pagi tadi (18/9/2019) sekitar pukul 09.26 - 10.00 wib, tiga bus tiba di Stasiun Bus Makmur di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas.

Bus tersebut berangkat dari Pekanbaru dan membawa sejumlah penumpang dari Pekanbaru. Perjalanan bus sekitar 15 jam menuju Medan. 

Tak semua bus terisi penuh. Viktor Butar-butar, karyawan di CV Makmur mengatakan, sejak beberapa bulan terakhir jumlah penumpang mengalami penurunan karena sedang 'masa paceklik'.

Ramainya penumpang terjadi saat hari raya, musim libur sekolah dan tahun baru.

Baca juga: Cerita Penderita Asma yang Berjuang di Tengah Kepungan Kabut Asap

Namun, sejak tiga Minggu terakhir, bus Makmur yang melayani rute Medan - Pekanbaru - Medan mengalami kenaikan jumlah penumpang dari Pekanbaru sebesar 10 persen.

Faktor penyebabnya adalah kabut asap karhutla di Riau. Para penumpang itu turun di beberapa titik, misalnya Tebingtinggi, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Medan, Binjai Stabat, dan lainnya.

"Ada sedikit tambahan penumpang, belum signifikan. Sekitar 10 persen lah. Memang sekarang ini bulan ini sepi penumpang. Lonjakan 10 persen. Sejak ada kabut asap itu lah," katanya.

Cerita sopir bus berjuang tembus pekatnya kabut asap

Viktor menambahkan, berdasarkan laporan dari supir bus, asap karhutla telah membuat jarak pandang menjadi pendek. Jika biasanya 200 meter, kini tinggal 50 meter.

Sehingga supir harus berjalan lebih perlahan-lahan.

"Tentunya itu memengaruhi waktu tempuhnya. Lebih setengah atau sejam dari biasanya," katanya.

Beberapa penumpang yang turun dari bus masih menggunakan masker. Menurut mereka, masker itu digunakannya sejak keberangkatan dari Pekanbaru.

"Ya, asap di sana tebal. Jadi harus pakai masker," ujar seorang penumpang sembari mengangkat barang bawaannya. Dia enggan diwawancara lebih lanjut.

Baca juga: Korban Kabut Asap Pekanbaru Terus Berdatangan ke Posko Pengungsian

Kabut asap pekat, bayi 8 bulan muntah-muntah

Seorang penumpang, Yehezkiel (33) tiba di Medan pukul 09.45 wib. Dia bersama istrinya, Rasiana (26) dan anaknya Yoselin (8 bulan).

Menurutnya, kabut asap di rumahnya di Desa Karya Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau  sudah sangat pekat.

"Jarak pandang hanya 1 meter. Anak saya saja sakit sampai muntah-muntah ini. Makanya kita ke Medan dulu lah, tiga Minggu di sini," katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com