Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Lahan di Pulau Enggano Bengkulu, Ratusan Warga Butuh Makanan

Kompas.com - 19/09/2019, 10:16 WIB
Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Sebanyak 150 kepala keluarga (KK) korban kebakaran perkebunan seluas 100 hektar di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, terancam kelaparan.

"Kebakaran sudah satu bulan terjadi, api tak dapat kami padamkan, terdapat 150 KK yang kebunnya habis, itulah tempat mereka mencari nafkah selama ini. Sekarang kondisinya memperihatinkan, tidak ada pekerjaan. Mereka membutuhkan bantuan sembako untuk kebutuhan sehari-hari," kata Kepala Desa Malakoni Tedi Sudardi, Kamis (19/9/2019).

Selama ini, kebun yang terbakar itu berisi tanaman keras, seperti pala, jengkol, dan kopi.

Baca juga: Kebakaran 100 Hektare Lahan di Bengkulu Hanguskan Rumah Warga

 

Hasil tanaman itu merupakan komoditas andalan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan biaya sekolah anak-anak. Kebakaran menghanguskan semua sandaran hidup tersebut.

"Saya kasihan dengan kondisi warga yang tidak ada lagi pendapatan. Umumnya mereka petani tidak melaut. Saat ini mereka kehilangan pekerjaan," kata Tedi.

Sejak 8 Agustus 2019, api terus membakar lebih dari 100 hektar kawasan perkebunan masyarakat di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Kebakaran terus meluas. Pergerakan api mulai mengarah ke kawasan hutan lindung di pulau terluar di Provinsi Bengkulu itu, Rabu (18/9/2019).

"Kebakaran sudah satu bulan terjadi. Warga setiap hari memadamkan api, tapi tak kuasa. Kami sudah dibantu polisi, TNI. Namun, karena minimnya alat dan jauhnya sumber air, api gagal dipadamkan," ujar Kepala Desa Malakoni Tedi.

Selain minimnya peralatan pemadam dan jauhnya sumber air, lokasi kebakaran berada di ketinggian puncak bukit sehingga tidak dapat dijangkau dengan kendaraan.

"Satu-satunya cara pemadaman harus dilakukan menggunakan pesawat terbang atau helikopter," kata dia.

Warga mencoba mengakali dengan cara membuat parit agar api tidak melebar. Namun, usaha tersebut gagal karena embusan angin cukup kencang membawa api menyeberang ke lokasi lain.

Baca juga: Korban Kebakaran di Asmat Papua Bertambah, 929 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

 

Saat ini, menurut Tedi, kebakaran sudah mengkhawatirkan karena api mulai menjalar masuk ke kawasan hutan lindung.

Ia khawatir bila hutan lindung yang luasnya ribuan hektar terbakar, Pulau Enggano akan terancam tenggelam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com