Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2019, 10:43 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Kebakaran hutan yang terjadi di Kawasan Gunung Merbabu telah menghanguskan sebagian ekosistem tanaman bunga edelweis dan sabana.

Kepala Seksi Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Nurpana Sulaksono menyampaikan bunga berjuluk bunga abadi yang terbakar berada di dataran tinggi atau ketinggian sekitar 2.500 meter.

Sebab, bunga yang memiliki nama latin Anaphalis Javanica tumbuh secara menyebar dan tidak mengelompok di satu tempat.

"Secara luasan khusus tanaman edelweis belum bisa dihitung. Bunga ini tumbuh menyebar berada di ketinggian dan tidak mengelompok," katanya dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Baca juga: Ganjar Soroti Pemadaman Kebakaran Gunung Merbabu yang Gunakan Ranting dan Cangkul

Dia mengatakan tidak sulit untuk mengembalikan ekosistem bunga edelweis yang sudah terbakar. Sebab tanaman ini mudah beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

"Untuk pengelolaannya akan kita monitor supaya bisa pulih kembali bunga edelweis dan sabana," jelas dia.

Nurpana menyebut kebakaran yang terjadi di Gunung Merbabu telah menghanguskan sekitar 436 hektar lahan hutan.

Kendati sudah berhasil dipadamkan, titik api kembali muncul di perbatasan Selo dan Ampel, Kabupaten Boyolali.

"Tadi pagi masih ditemukan titik api di perbatasan Selo dan Ampel. Kita sudah terjunkan petugas untuk memadamkan dan memantau kawasan di sana," terang Nurpana.

Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Merbabu Merembet ke Ampel dan Selo

Kebakaran Gunung Merbabu

Seperti diketahui kebakaran hutan kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu terjadi sejak Rabu (11/9/2019) malam.

Api muncul di Kawasan Gunung Merbabu di atas Kawasan Dusun Malang, Desa Monolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang.

Kebakaran terus merembet dan membesar menuju ke arah utara dan timur, yaitu Selo, Ampel, Boyolali dan Kabupaten Semarang. Api sudah berhasil dipadamkan pada Minggu (15/9/2019).

Upaya pemadaman melibatkan berbagai unsur dari TNI/Polri, MPA, MMP, relawan, SAR, Muspika, BPBD, TNGMb dan masyarakat lokal kawasan tersebut.

Selama kebakaran, jalur pendakian Gunung Merbabu juga ditutup sementara bagi para pendaki. Penutupan terhitung sejak tanggal 12 September 2019.

"Memperhatikan aspek keselamatan pendaki, maka seluruh jalur pendakian Taman Nasional Gunung Merbabu ditutup sementara terhitung tanggal 12 September 2019 sampai dengan waktu yang belum ditentukan (sampai kondisi memungkinkan)," kata Kepala BTNGMb Junita Parjanti.

Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Merembet ke Puncak hingga Evakuasi 9 Pendaki Terakhir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com