Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dikritik, Film "Kucumbu Tubuh Indahku" Diputar di Semarang

Kompas.com - 17/09/2019, 20:57 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG.KOMPAS.com - Pemutaran film 'Kucumbu Tubuh Indahku' yang disutradarai oleh Garin Nugroho di Festival Kota Lama Semarang pada Minggu (15/9/2019) kemarin sempat menuai kritik keras dari organisasi masyarakat (ormas) di Kota Semarang Jawa Tengah.

Ormas yang mengaku gabungan dari perwakilan umat muslim Semarang tersebut sempat berbondong-bondong ke lokasi pemutaran film di Gedung Marabunta pada pukul 12.00 WIB selang satu jam sebelum acara berlangsung.

Salah satu ormas tersebut meminta pemutaran film itu dihentikan lantaran menurut mereka film tersebut mengandung unsur LGBT yang dapat merusak moral generasi muda Indonesia.

Baca juga: Garin Nugroho: Keputusan Berani Pilih Kucumbu Tubuh Indahku Wakili Indonesia di Oscar 2020

Suasana pun sempat memanas ketika salah seorang anggota ormas berdebat dengan penyelenggara acara. Kendati demikian kejadian tersebut berhasil diamankan oleh petugas kepolisian setempat.

Kapolsek Semarang Utara Polrestabes Semarang AKP Johan Valentino membenarkan adanya penolakan pemutaran film "Kucumbu Tubuh Indahku" dari sejumlah anggota ormas Semarang.

Namun, petugas dari Polsek Semarang Utara yang sedari awal sudah melakukan penjagaan di lokasi acara Festival Kota Lama sudah melakukan pengamanan.

"Film tersebut memang sudah lulus sensor dan acaranya sudah mendapatkan perizinan dari kami. Kemungkinan ada informasi dari rekan ormas kalau film ini mengandung unsur LGBT karena dilarang dari segi norma, agama dan kebudayaan. Maka dari itu, ormas menolak film tersebut untuk diputar," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (17/9/2019).

Pada waktu ormas datang ke lokasi pemutaran, lanjut dia, petugas kepolisian langsung melakukan pengamanan sehingga tidak terjadi bentrokan.

Mediasi pun sempat dilakukan bersama Garin Nugroho yang hadir di acara tersebut untuk meredam potensi terjadinya kerusuhan.

"Ada kurang lebih 30 hingga 40 petugas kepolisian dari Polsek Semarang Utara dan di back up oleh Polrestabes yang bertugas mengamankan acara. Acara tetap berlangsung secara kondusif. Bahkan ada perwakilan dari ormas yang ikut menonton pemutaran film itu," tuturnya.

Baca juga: Alasan KSFI Pilih Kucumbu Tubuh Indahku Wakili Indonesia di Oscar 2020 meski Tuai Kontroversi

Sementara itu, Sutradara Garin Nugroho, menghargai kritik ormas, tetapi menolak filmnya dihentikan lantaran film ini sudah lolos sensor dari Lembaga Sensor Film (LSF).

"Saya menolak keras karena film sudah lolos sensor, LSF telah melakukan diskusi dan pertimbangan untuk meloloskan sensor film ini. Ormas bukan lembaga polisi atau pengadilan yang berhak mengadili dan menutup pertunjukan. Saya memutuskan memutar sebagai hak hukum dan demokrasi saya," ujarnya melalui status yang diunggahnya di sosial media, Senin (17/9/2019).

Menurutnya, Festival Kota Lama Semarang adalah festival yang didukung oleh pemerintah Kota Semarang dan izin acara sudah diberikan oleh kepolisian setempat.

Maka, tindakan membubarkan secara sepihak ini merupakan tindakan yang tidak menghormati prosedur hukum.

"Tindakan ormas semacam ini wajib dibubarkan dan guna efektivitas penegakan hukum, tindakan main hakim sendiri di lapangan juga perlu ditindak tegas. Jika dibiarkan meski organisasi dibubarkan perilaku main hakim sendiri di lapangan akan tetap terjadi," ujarnya.

Di sisi lain, penyelenggara acara dari Sineroom Erma Yuliati menyampaikan, film "Kucumbu Tubuh Indahku", menurutnya, mengandung nilai kultural dan heritage yang sesuai dengan spirit Festival Kota Lama Semarang.

Tak hanya itu, film tersebut juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat menjadi bahan diskusi bagi masalah sosial masyarakat Indonesia.

"Saya sempat shock karena acaranya didatangi oleh ormas. Ini pertama kalinya terjadi. Jumlahnya kurang lebih ada 20-an orang. Waktu itu mereka ikut mediasi dan menyatakan penolakan film itu diputar. Setelah hampir satu jam berlangsung perdebatan akhirnya filmnya bisa ditonton," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com