Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 1.704 Warga Batam Menderita ISPA Akibat Kebakaran Hutan di Riau

Kompas.com - 17/09/2019, 14:43 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Kepulauan Riau, Didi Kusmajadi meminta masyarakat Kepri yang terkontaminasi kabut asap untuk mewaspadai penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Hingga Selasa (17/9/2019), tercatat sudah 1.704 warga Batam yang diketahui menderita ISPA akibat kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hal ini berdasarkan hasil data warga yang berobat di puskesmas yang ada di Kota Batam.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmajadi mengatakan, angka tersebut akan mengalami peningkatan dari hari ke hari.

Baca juga: Kualitas Udara Berbahaya karena Kabut Asap, Warga Boleh Gratis Berobat

Namun, kenaikan tidak begitu signifikan, alias masih dalam angka normal.

Dan dari jumlah tersebut, mayoritas penderita ISPA adalah orang dewasa.

Sebab, orang dewasa lebih banyak beraktivitas di luar rumah, sehingga paling rentan terserang ISPA.

“Makanya kami sarankan agar masyarakat Batam mengurangi aktivitas di luar rumah apabila memang tidak begitu perlu,” kata Didi melalui telepon, Selasa.

Adapun, sebanyak 1.704 pasien tersebut tersebar di Puskesmas Galang 45 orang, Tiban Baru 80 orang, Sei Langkai 54 orang, dan Tanjung Buntung 44 orang.

Kemudian, di Puskesmas Botania 64 orang dan Puskesmas Sengkuang 94 orang.

Selain itu, di Puskesmas Batu Aji 147 orang, Baloi permai 73, Cate 36 orang, Pancur 89 orang, Sekupang 218 orang, dan Sei Lekop 112 orang.

Kemudian, Lubuk Baja 84 orang, Tanjung Uncang 245 orang, Bulang 31 orang, Belakang Padang 69 orang, Kabil 22 orang, Jabi 46 orang dan Sambau 81 orang serta Puskesmas Sei Panas 70 orang.

“Angka itu didapat dari 1 September hingga 14 September 2019 ini,” kata Didi.

Untuk saat ini, berdasarkan pengukuran Kementerian Lingkungan Hidup, kualitas udara Batam mulai membaik, bahkan saat ini diangka 85 atau masuk katogori sedang.

Didi mengatakan, jumlah penderita ISPA akan terus meningkat jika kabut asap ini tidak kunjung reda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com